Senin Legi, 19 Mei 2025 / 21 Zulqaidah 1446 H
x
Banner

Jadwal Sholat Hari Ini Senin Legi, 19 Mei 2025 / 21 Zulqaidah 1446 H untuk Kab. Demak

Imsak
04:11
Subuh
04:21
Dzuhur
11:37
Ashar
14:58
Maghrib
17:31
Isya
18:43

KH Ubaidillah Shodaqoh: NU Kokoh Berkat Peran Kolektif Ulama dan Santri

waktu baca 2 menit
Choerul Rozak
Minggu, 19 Jan 2025 06:05
0
366

Semarang-NU Online Demak

Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh, menyampaikan pentingnya peran kolektif ulama dan santri dalam menjaga kokohnya Nahdlatul Ulama dan ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja). Hal itu disampaikan dalam mauidhoh hasanah pada acara Istighosah dan Doa Bersama Memperingati Harlah Ke102 NU di lantai 3 Kantor PWNU Jawa Tengah, Rabu (15/1/2025). “Berkah dari para ulama yang mendirikan Nahdlatul Ulama menjadikan bangsa kita merdeka dan kokoh dalam ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah. Pesantren-pesantren terus menjaga dan melestarikan ajaran para ulama dengan baik,” ujarnya. Ia menjelaskan, sejak awal berdirinya, NU telah menjadi wadah kebersamaan ulama, guru, dan santri untuk melestarikan ajaran ulama salaf.

“Para ulama mendirikan NU tidak untuk berjalan sendiri. Mbah Hasyim Asy’ari, Mbah Wahab, dan para kiai lainnya menyadari bahwa tanggung jawab ini harus dipikul bersama. Oleh karena itu, Revolusi Jihad yang dikumandangkan melibatkan seluruh kiai dan pesantren di Nusantara,” tambahnya. Menurutnya, peran kolektif tersebut menjadi kunci kekuatan NU dalam menyebarkan ajaran Islam yang moderat dan meneguhkan nilai-nilai Aswaja. Para kiai berdiri di tengah masyarakat, mengajarkan agama dengan penuh tanggung jawab sebagai pewaris para nabi.

Pengasuh Pesantren Al-Itqon Bugen, Semarang tersebut menyampaikan pidato KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1944 dalam rangka menyambut 1 Ramadhan, Ia menggarisbawahi tiga hal penting:
Pertama, NU, meskipun didirikan termasuk yang paling akhir dibandingkan organisasi-organisasi lain, telah berkembang hampir di seluruh Nusantara, khususnya di Jawa, hingga ke tingkat ranting. Hal ini disebabkan oleh khidmah para kiai di tengah-tengah masyarakat.  “Ketika Romo Kiai mendirikan jam’iyyah NU, sambutan masyarakat sebagai santri terhadap jasa para kiai langsung besar dan kuat. Oleh karena itu, Panjenengan, tokoh-tokoh NU, tidak bisa dipisahkan-pisahkan. Saya yakin, tokoh NU struktural itu pasti juga tokoh NU kultural,” ujarnya.

Kedua, menjaga visi dan misi, terutama akad dan komitmen para pengurus, adalah hal yang utama. Dengan alat yang disebut istimalul muqorroro (pemanfaatan aturan-aturan yang telah ditetapkan), aturan yang ada di PWNU hingga ke tingkat ranting harus dipegang teguh.  “Tidak boleh ada perselisihan antar pengurus, mulai dari tingkat wilayah hingga ranting. Komunikasi harus berjalan dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman, sehingga pengurus dapat saling membantu,” ungkapnya. Ketiga, kepentingan pribadi harus ditinggalkan. Jangan terlalu memikirkan biaya dalam aktivitas di NU. “Jangan mikir biaya nang NU, ngko ono dewe. Awakmu nek adakno kegiatan kanggo lembaga-lembaga, aji-ajine wong NU kuwi nekat. Insyaallah ngko ono dewe. Nek nunggu dana terkumpul, mesti entuk lima taun sik iso kumpul,” pungkasnya.

Sumber: NU Online Jateng

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x