Kamis Kliwon, 21 Agus 2025 / 26 Safar 1447 H
x
Banner

Jadwal Sholat Hari Ini Kamis Kliwon, 21 Agus 2025 / 26 Safar 1447 H untuk Kab. Demak

Imsak
04:17
Subuh
04:27
Dzuhur
11:44
Ashar
15:04
Maghrib
17:41
Isya
18:51

Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar Jelaskan Anjuran Berserah Diri saat Alami Kesulitan

waktu baca 2 menit
Choerul Rozak
Rabu, 20 Agu 2025 10:32
0
71

Surabaya-NU Online Demak

Agama Islam menganjurkan seseorang untuk berserah diri (taslim) ketika tertimpa musibah. Dalam pengertian, bukan hanya berpangku tangan, tetapi mawas diri sekaligus merenungkan solusi atas masalah yang dialami.

Penjelasan soal taslim ini disampaikan Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat pertemuan ke-133 Ngaji Kitab Syarah Al-Hikam di Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Jalan Kedung Tarukan Nomor 100, Surabaya.

Kiai Miftach mengutarakan, kemampuan seseorang berserah diri ketika mengalami kesempitan berbeda-beda. Sebagian besar mampu dengan jangka waktu tertentu. Tetapi ada pula yang tak memerlukan waktu seperti orang-orang makrifat.

“Ada seseorang yang bisa sabar dengan mengalami emosi dulu, mencari penyebab masalah dan solusi masalahnya dulu dan ada pula yang harus dinasehati temannya,” jelasnya dalam akun Youtube KH Miftachul Akhyar Official dikutip Sabtu (16/8/2025).

Ia menegaskan bahwa kecenderungan setiap manusia yakni selalu ingin peroleh kesenangan. Padahal, pada saat yang sama ia selalu dibayang-bayangi kesulitan. Baginya, berserah diri dan sabar dalam konteks ini berfungsi sebagai penyeimbang bagi manusia yang berada dalam keniscayaan masa sempit dan lapang.

“Artinya apa, agar kita ini siap selalu siap (baik) di masa susah dan senang. Seseorang yang punya bekal kesadaran ini tidak ada kekhawatiran selanjutnya, meskipun melarat atau kaya, sehat atau sakit,” tuturnya.

Ketua Umum MUI tahun 2020-2022 itu pun mengatakan, keadaan susah merupakan salah satu bentuk Allah menampakkan kekuasaannya (jalaliyah). Oleh karena itu, manusia dilarang menyangkalnya dengan anggapan Allah tidak adil.

“Allah memberikan kekurangan, kemiskinan, penyakit itu Allah sedang menunjukkan pada kita bahwa Allah itu zat yang maha kuat, punya sifat jalaliyah. Agar kita mengakui yang maha kuasa, maha kuasa itu hanya Allah. Sebaliknya, kalau Allah memberikan kesehatan, anugerah rezeki dan kesuksesan itu bentuk sifat jamaliyah Allah,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Ia pun menyampaikan bahwa ketenangan bersikap menjadi citi utama bagi seseorang yang mampu mengendalikan diri ketika salah satu dari dua kondisi kemungkinan tersebut terjadi.

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x