Warning: Undefined array key "bws_login_form" in /home/demakweb/public_html/wp-content/plugins/captcha-bws/captcha-bws.php on line 277

Warning: Trying to access array offset on value of type null in /home/demakweb/public_html/wp-content/plugins/captcha-bws/captcha-bws.php on line 277

Warning: Undefined array key "bws_register_form" in /home/demakweb/public_html/wp-content/plugins/captcha-bws/captcha-bws.php on line 277

Warning: Trying to access array offset on value of type null in /home/demakweb/public_html/wp-content/plugins/captcha-bws/captcha-bws.php on line 277

Warning: Undefined array key "bws_forgot_pass_form" in /home/demakweb/public_html/wp-content/plugins/captcha-bws/captcha-bws.php on line 277

Warning: Trying to access array offset on value of type null in /home/demakweb/public_html/wp-content/plugins/captcha-bws/captcha-bws.php on line 277
Mengenal Beberapa Tokoh Yang Bergelar Sunan Bonang – NU Demak
Sabtu Legi, 15 Nov 2025 / 24 Jumadil Awwal 1447 H
x
Banner

Jadwal Sholat Hari Ini Sabtu Legi, 15 Nov 2025 / 24 Jumadil Awwal 1447 H untuk Kab. Demak

Imsak
03:39
Subuh
03:49
Dzuhur
11:26
Ashar
14:46
Maghrib
17:38
Isya
18:51

Mengenal Beberapa Tokoh Yang Bergelar Sunan Bonang

waktu baca 8 menit
Rohmad Sholeh
Sabtu, 20 Sep 2025 14:55
0
378

Demak, NU Online Demak

Masyarakat Indonesia terutama Jawa selama ini mengenal Walisongo hanya 9 (Sembilan) tokoh saja, dan hal ini sudah berlangsung sejak lama. Baik yang berdasarkan dari naskah-naskah atau literatur-literatur yang terbit di Indonesia maupun cerita tutur yang turun temurun, termasuk tentang Sunan Bonang.

“Selama ini publik mengenal Sunan Bonang adalah Syekh Maulana Makhdum Ibrahim yang makamnya ada di Kutorejo, Tuban, Jawa Timur”.

Menurut banyak literatur dan cerita tutur, Sunan Bonang Tuban inilah yang dianggap sebagai guru besarnya Sunan Kalijogo. Padahal kalau kita mau melacak antara tahun kelahiran Sunan Bonang Tuban dan Sunan Kalijogo itu lebih duluan Sunan Kalijogo dari pada Sunan Bonang Tuban dan terpaut 32 tahun.

Sunan Bonang Tuban lahir tahun 1465 M, sementara Sunan Kalijogo lahir tahun 1433 M (versi naskah babad dan literatur yang ada lahir tahun 1450 M). Secara logika sejarah tidak mungkin seorang yang belum lahir (Sunan Bonang Tuban) menjadi gurunya Sunan Kalijogo yang sudah lahir duluan. Maka dari itu, fakta demikian yang sudah ada selama ini tidak sesuai dengan realita sejarahnya.

Untuk itu, sebagai generasi penerus dan pecinta sejarah Walisongo hendaknya patut mengajukan sebuah pertanyaan kritis. Siapa sebenarnya Sunan Bonang yang menjadi gurunya Sunan Kalijogo?

Dalam penelitian Ahmad Kastono Abdullah Hasan (AKA Hasan), peneliti Sejarah Kerajaan Demak Bintoro dan Walisongo, bahwa tokoh yang bergelar Sunan Bonang itu ada 8 (delapan) orang, yaitu :

  1. Sunan Bonang ke satu

Beliau bernama Syekh Abdullah Hasan Bakem al-Maghribi, lahir tahun 1359 M. Beliau  menjabat Sunan Bonang dari tahun 1466 -1476 M/870-880 H sekaligus sebagai Ketua Dewan Walisongo yang pertama. Dan beliau inilah yang menjadi guru besarnya Sunan Kalijogo.

Pada tahun 1476 M/880 H, beliau mengundurkan diri dari Ketua Dewan Walisongo maupun sebagai anggota Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro dengan alasan faktor usia (117 tahun). Beliau wafat pada tahun 1486 M/891 H dalam usia 127 tahun, lokasi makamnya ada di Bumi Kasunanan Bonang, Desa Tridonorejo, Kecamatan Bonang, Kabuapaten Demak, Jawa Tengah.

  1. Sunan Bonang ke dua

Beliau bernama Syekh Muhammad Hasan Bakem bin Abdullah Hasan Bakem al-Maghribi, lahir pada tahun 1408 M. Beliau dan Sunan Kalijogo termasuk tokoh muda yang ikut menjadi pendiri dan pengurus inti dalam Dewan Walisongo (1466 M/870 H), selain itu juga sebagai pendiri Kerajaan Demak Bintoro tahun 1475 M/879 H.

Jabatan Sunan Bonang pada Syekh Muhammad Hasan Bakem dalam Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro di jabat dari tahun 1466-1514 M/870-920 H. Beliau merupakan tokoh kelahiran Demak meskipun kedua orang tuanya kelahiran dari Negeri Maghribi.

Beliau inilah tokoh yang menciptakan Tembang Mocopat (17 lagu jawa, bukan 11) sebagai media pendidikan dan pengajaran di wilayah Kerajaan Demak Bintoro pada waktu itu, sehingga beliau ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Pangajaran yang pertama di Kerajaan Demak Bintoro.

Beliau wafat pada tahun 1514 M/920 H dalam usia 106 tahun, lokasi makamnya ada di Bumi Kasunanan Bonang, Desa Tridonorejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah berdekatan dengan makam ayahnya.

  1. Sunan Bonang ke tiga

Beliau bernama Syekh Syarif Hasan Bakem bin Syekh Abdullah Hasan Bakem al-Maghribi, lahir tahun 1422 M. Beliau adalah anak ke enam (ragil) dari Sunan Bonang ke satu dan menantunya Datuk Kahfi dengan anaknya yang nomor lima.

Beliau menjabat sebagai Sunan Bonang dalam Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro dari tahun 1514-1531 M/920-937 H, menggantikan kakak keduanya (Syekh Muhammad Hasan Bakem). Dalam Dewan Walisongo/Majlis Syuro Kerajaan Demak Bintoro, Sunan Bonang ke tiga ini adalah Wali Abdal (Wali Pengganti Anggota Walisongo) yang ke delapan.

Beliau disebut sebagai Wali Abdal karena dalam ke-anggotaan-nya di Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro, beliau menggantikan salah satu anggota Walisongo yang wafat. Beliau menjabat sebagai Sunan Bonang ke tiga selama 17 tahun.

Beliau wafat pada tahun 1531 M dalam usia 109 tahun, dan lokasi makamnya berdekatan dengan makam ayahnya dan juga makam kakak keduanya di Bumi Kasunanan Bonang, Desa Tridonorejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

  1. Sunan Bonang ke empat

Beliau bernama Syekh Muhammad Ali Ridho bin Muhammad Hasan Bakem (Sunan Bonang ke dua) bin Abdullah Hasan Bakem Al-Maghribi (Sunan Bonang ke satu), lahir tahun 1460 M. Beliau menjabat sebagai Sunan Bonang ke empat dalam Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro menggantikan pamannya (adik ayahnya) yang bernama Syekh Syarif Hasan Bakem (Sunan Bonang ke tiga).

Beliau adalah Wali Tabi’ (Wali Generasi ke tiga dalam Majlis Syuro) yang ke lima, setelah Teuku Muhammad Thoha/Syekh Brojodento (Sunan Drajat ke tiga), Ki Ageng Getas Pendawa, Fatkhan Nurullah Jati (Sunan Gunung Jati ke tiga), dan Ki Ageng Gribig Jatinom (Syekh Muhammad al-Maghrobi).

Beliau dinamakan sebabagi Wali Tabi’ (Wali Generasi ke tiga), karena beliau menggantikan posisi salah satu anggota Wali Abdal yang wafat, yakni pamannya sendiri (Syekh Syarif Hasan Bakem). Dan beliau menjadi anggota Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro selama 8 tahun, yaitu dari tahun 1531-1539 M/ 938-946 H.

Beliau wafat pada tahun 1539 M/946 H dalam usia 79 tahun, lokasi makamnya ada di Kampung Pesigit, Desa Kedungbang, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Lokasi makamnya sekarang telah beralih fungsi menjadi tanah pertanian milik warga setempat.

  1. Sunan Bonang ke lima

Beliau bernama Muhammad Syarif Champa, lahir tahun 1415 M. Beliau merupakan anak angkat Syekh Ibrahim Asmoroqondi.

Dalam beberapa literatur dan cerita tutur, menyebut bahwa makam Sunan Bonang ke lima tersebut dianggap sebagai Petilasan Sunan Bonang. Namun menurut AKA Hasan, bahwa tempat yang dianggap sebagai petilasan tersebut adalah makam milik Muhammad Syarif  Champa dan istrinya yang bernama Ummu Aidah.

Beliau tidak pernah menjadi anggota Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro, melainkan beliau hanya sebagai Kepala Bandar Pelabuhan di Teluk Lasem di masa Kerajaan Demak Bintoro. Beliau wafat tahun 1525 M dalam usia 110 tahun, lokasi makamnya ada di Dukuh Kemuning, Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

  1. Sunan Bonang ke enam

Beliau bernama Syekh Makhdum Ibrahim bin Ali Rahmatullah (Sunan Ampel Surabaya)  bin Ibrahim Asmoroqondi. Beliau lahir tahun 1465 M dan menjadi anggota Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro sebagai ”Wali Tabi’ut Tabi’ (Wali Generasi ke empat) yang kedua setelah Sunan Wonobodro (Syekh Syarifuddin Hasan Shiddiq Al-Maghribi).

Beliau disebut sebagai Wali Tabi’ut Tabi’ (Wali Generasi ke empat), karena beliau menggantikan salah satu posisi anggota Wali Tabi’ (Wali Generasi ke tiga) dalam Dewan Walisongo/Majlis Syuro yang wafat yakni Syekh Muhammad Ali Ridho bin Muhammad Hasan Bakem yang wafat pada tahun 1539 M/946 H.

Sunan Bonang Tuban menjadi anggota Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro selama 13 tahun, yaitu dari tahun 1539-1552 M/946-958 H. Beliau wafat pada tahun 1552 M/958 H dalam usia 87 tahun. Lokasi makamnya ada di Kutorejo, Tuban, Jawa Timur.

Banyak yang menyebut bahwa Sunan Bonang Tuban itu tidak memiliki anak, namun menurut AKA Hasan, Sunan Bonang Tuban memiliki 8 (delapan) anak. Sedangkan yang tidak memiliki anak dalam pelacakannya adalah Sunan Bonang ke tiga yang bernama Syekh Syarif Hasan Bakem bin Abdullah Hasan Bakem Al-Maghribi. Meskipun sebenarnya beliau memiliki 3 (tiga) orang anak, namun ketiga anaknya itu wafat semua sebelum dewasa, sehingga tidak memiki anak sebagai keturunannya.

  1. Sunan Bonang ke tujuh

Beliau bernama Raden Muhammad Umar Syarif bin Trenggono, lahir tahun 1521 M. Beliau menjadi anggota Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro tahun 1579-1586 M/987-994 H. Beliau bergelar Sunan Bonang setelah ayah mertuanya (Sunan Bonang Tuban atau Sunan Bonang ke enam) yang bernama Syekh Makhdum Ibrahim.

Beliau menjadi anggota Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro menggantikan suami kakak iparnya yaitu Syekh Abdullah Asy’ari (Sunan Mejagung) yang wafat pada tahun 1579 M/987 H.

Beliau adalah Wali Pasca Tabi’ Tabi’ut Tabi’ (Wali Generasi ke enam) yang ke tiga dalam Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro setelah Syekh Jangkung Pati (Syarifuddin Sa’id bin Umar Said bin Sunan Kalijogo) dan Sunan Geseng (Raden Cakrajaya bin Raden Sanjaya Watishwara bin Sunan Kalijogo).

Beliau wafat pada tahun 1586 M dalam usia 65 tahun, lokasi makamnya ada di pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur.

  1. Sunan Bonang ke delapan

Beliau bernama Syekh Muhammad Zainal Arifin bin Ahmad Abdul Jalil bin Daeng Abdul Jalil, lahir tahun 1522 M. Beliau menjadi anggota Dewan Walisongo/Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro dari tahun 1586 M/994 H, menggantikan posisi paman (suami dari bibi istrinya) yaitu Sunan Bonang ke tujuh yang bernama Raden Muhammad Umar Syarif bin Trenggono yang wafat pada tahun 1586 M/994 H.

Beliau adalah cucu Sunan Bonang Tuban (Syekh Makhdum Ibrahim) dari anak pertamanya dan juga cucu dari Syekh Siti Jenar Pajang (Daeng Abdul Jalil) dari anak ketiganya, serta menantu Syekh Jangkung Pati (Syarifuddin Sa’id bin Umar Sa’id bin Sunan Kalijogo) dengan anaknya dari istri kedua.

Adapun istri kedua Syekh Jangkung bernama Dewi Tunjung Biru (anak ketiga Raden Fatah dengan istri kedua (Dewi Murthosimah) yang merupakan anak kedua dari istri pertama (Putri Manila binti Syekh Jumadil Kubro Troloyo).

Beliau wafat pada tahun 1605 M dalam usia 83 tahun, lokasi makamnya ada di kompleks makam Sunan Bonang Tuban, Jawa Timur.

Kontributor : Rohmad Sholeh

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x