Ratusan peserta dari 48 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) se-Kabupaten Demak mengikuti Pelatihan Penjamah Makanan di Pendopo Kabupaten Demak, Sabtu–Minggu (4–5/10/2025). Foto: Sam NU Online Demak – Pemerintah Kabupaten Demak melalui kolaborasi antara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) menggelar Pelatihan Penjamah Makanan SPPG se-Kabupaten Demak di Pendopo Kabupaten Demak, Sabtu–Minggu (4-5/10/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh 1.444 peserta dari 48 SPPG, yang dibagi ke dalam tiga kelas dan tiga sesi selama dua hari pelatihan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Demak, Akhmad Sugiharto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para penjamah makanan dalam hal kebersihan, keamanan, dan pengolahan bahan pangan.
“Pelatihan ini melatih SPPG dalam penjamahan makanan mulai dari pemilihan bahan baku, cara memasak, hingga menjaga kebersihan lingkungan dapur. Nantinya, peserta yang lulus akan mendapatkan sertifikat kelayakan higiene dan sanitasi,” ujarnya.
Sugiharto menegaskan, hasil akhir dari pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan gizi di Kabupaten Demak.
“Kami berharap teman-teman SPPG bisa menyediakan makanan yang higienis dan sehat bagi anak-anak kita,” tambahnya.
Subkoordinator Kesehatan Lingkungan Dinkes Demak, Ahmad Zaeroni, menjelaskan pentingnya memahami seluruh tahapan pengolahan makanan agar terhindar dari risiko keracunan.
“Dari pemilihan bahan baku, penyimpanan, proses memasak, hingga penyajian–semuanya harus memenuhi standar keamanan pangan. Alhamdulillah, hingga kini Demak belum pernah mengalami kasus keracunan massal. Ini harus terus kita jaga,” ungkapnya.
Zaeroni juga menekankan bahwa keberhasilan penyediaan pangan sehat tidak hanya ditentukan oleh dapur SPPG, tetapi juga pengawasan lintas sektor dan kebiasaan higienis penerima manfaat, seperti mencuci tangan sebelum makan.
Sementara itu, Koordinator Wilayah Kabupaten Demak, Muzani Ali Shodiqin, menyampaikan bahwa pelatihan ini menekankan aspek keamanan pangan dan keterampilan teknis dalam pengolahan makanan bergizi.
“Relawan SPPG harus tahu cara pengolahan, penyajian, dan menjaga kebersihan diri maupun lingkungan. Semua makanan yang disajikan telah direncanakan oleh ahli gizi di tiap SPPG agar memenuhi kebutuhan gizi penerima manfaat,” jelasnya.
Muzani juga menepis anggapan bahwa SPPG tidak memahami ilmu gizi.
“Seluruh kepala SPPG sudah mendapat pendidikan selama 3–7 bulan dan dibimbing oleh ahli gizi. Menu disusun berdasarkan perhitungan gizi yang tepat agar makanan yang diberikan aman, bergizi, dan layak konsumsi,” tegasnya.
Dalam pelatihan tersebut, peserta juga diberikan materi tentang cemaran pangan dan penyakit bawaan pangan, yang meliputi cemaran fisik, biologi, kimia, serta alergen. Mereka dibekali cara pencegahan, seperti menjaga kebersihan alat dan bahan, menghindari penggunaan zat berbahaya, serta menerapkan sanitasi dan penyimpanan pangan yang tepat.
Pemerintah Kabupaten Demak berharap, melalui pelatihan ini bisa mewujudkan Demak Sehat dan Bebas Keracunan Pangan, sekaligus mendukung program nasional menuju Indonesia Emas 2045.