Demak, NU Online Demak
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Demak menghimbau kepada seluruh insan Pers untuk mengutamakan etika jurnalistik dalam memberitakan sesuatu dan jangan menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Hal itu disampaikan oleh Ketua LBH GP Anasor Demak, Muslih, menanggapi tayangan Xpose Trans7 yang dinilai melecehkan dunia pesantren. Dalam pernyataan resminya, ia menegaskan pentingnya mengembalikan jurnalisme kepada nilai dasar kode etik jurnalistik yang berdasarkan fakta.
Kepada NU Online Demak, Rabu (14/10/2025), Muslih menjelaskan, pesantren dan para kyai merupakan benteng moral bangsa. Pelecehan terhadap mereka, sama dengan merendahkan kontribusi dunia pendidikan islam terhadap kemajuan bangsa.
“Pers seharusnya mencerahkan, bukan menyesatkan. Tayangan Xpose Trnas7 itu jelas tidak mendidik dan melanggar prinsip keadilan”.
Sebagai bentuk respon, LBH GP Ansor Demak menyampaikan beberapa tuntutan diantaranya :
LBH.GP Ansor Demak akan terus mengawal martabat ulama melalui jalur hukum yang beradab. Ulama’ adalah pilar bangsa, bukan komoditas media, maka dari itu hormatilah mereka, karena di tangan merekalah cahaya ilmu dan moral bangsa dijaga, pungkas Muslih.
Sekretaris LBH GP Ansor Demak, Muhamad Farid Aminudin menambahkan, bahwa LBH GP Ansor Demak tidak ingin dunia pers kehilangan moralitasnya, hanya karena mengejar sensasi dengan mengesampingkan kode etik jurnalistik.
Farid, sapaan akrabnya, mengajak seluruh jurnalis agar menjadikan peristiwa ini sebagai momentum introspeksi. Mari kita kembalikan jurnalisme kepada akhlak dan nilai kebenaran berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999, karena tanpa akhlak, berita hanya akan melukai, katanya.
Kontributor : Rohmad Sholeh