Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah, Hj. Ida Nur Sa’adah, saat menyampaikan materi. Foto NUO Demak/dok) Tembiring Demak, NU Online Demak
Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Hj. Ida Nur Sa’adah mengajak kader dan pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Demak agar dapat mengubah kuota yang dimiliki menjadi ladang pahala atau ibadah kepada Allah SWT.
Hal tersebut disampaikan Hj. Ida Nur Sa’adah saat menyampaikan materi “Workshop Penguatan Konten Perpustakaan Digital” yang diselenggarakan Lembaga Ta’lif wan Nasyr Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LTN PCNU) Kabupaten Demak di ruang Pertemuan Srikandi, Tembiring, Demak, Ahad (21/12/2025) dan diikuti perwakilan dari pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU se-Kabupaten Demak.
Perubahan pola konsumsi informasi masyarakat ke ruang digital lanjut Hj. Ida Nur Sa’adah, menuntut kader NU agar lebih akrab dengan media sosial dibanding mimbar konvensional. Tantangan berita hoaks, ujaran kebencian, dan radikalisme digital saat ini semakin meningkat.
“Untuk itu, dakwah NU harus hadir untuk membimbing, memenangkan dan menenangkan umat di ruang digital yang ada”.
Menurut laporan We Are Social edisi Februari 2025, WhatsApp menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia. Sebagai catatan, survei ini tidak menyertakan YouTube sebagai pilihan jawaban, sehingga data penggunanya tidak tersedia. Secara keseluruhan We Are Social mencatat ada 143 juta identitas pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2025. Jumlahnya setara 50,2% dari total populasi nasional, jelas Hj. Ida Nur Sa’adah.
Namun, ada beberapa tantangan dakwah digital urainya, diantaranya media sosial yang cenderung memviralkan konten ekstrem, konten lucu-lucuan dan tidak mendidik menempati urutan tertinggi. Selain itu informasi keagamaan instan tanpa sanad keilmuan yang jelas merajalela, dan polarisasi umat akibat konten provokatif semakin meningkat.
Ia mengajak kader dan pengurus NU tidak boleh alergi terhadap kemajuan teknologi, tetapi harus paham potensi teknologi masa kini. Penggunaan platform e-dakwah, dan platform digital memungkinkan proses dakwah menjadi lebih interaktif dan menarik.
Karena dakwah NU berakar pada prinsip-prinsip dasar yang menekankan pada pendekatan yang inklusif, moderat, dan kontekstual terhadap perkembanagn teknologi masyarakat Indonesia, pungkasnya.
Wakil Ketua PCNU Kabupaten Demak K. Yatin mengapresiasi atas terlaksananya acara ini. Ia mengatakan bahwa, perpustakaan dalam tradisi NU bukan sekedar tempat menyimpan buku atau kitab, tetapi menjadi ruang peradaban.
Di perpustakaan NU mewarisi keilmuan para ulama, dan hal itu wajib dijaga. Dahulu bentuk perpustakaan berupa fisik, akan tetapi saat ini harus disesuaikan zaman dan diupayakan kitab-kitab klasik karya ulama NU untuk di digitalisasi, terang K. Yatin.
LTN PCNU Demak lanjutnya, bisa bekerjasama dengan Lembaga Bahsul Masail (LBM) NU untuk mendokumentasikan hasil bahsul masail, karena ini juga merupakan bagian dari khidmat NU di era digital.
Ia berharap melalui Workshop Penguatan Konten Perpustakaan Digital ini akan lahir pengelola perpustakaan NU, akademisi, dan santri generasi penerus perjuangan yang siap untuk menghadapi tantagan zaman. Dan semoga kegiatan ini menjadi langkah kecil yang berdampak besar dalam memperkuat ekosistem literasi digital NU.
Kontributor : Rohmad Sholeh