Demak, NU Online Demak
Dalam Pengajian Umum Haul Agung Kanjeng Sultan Fattah Ke-520 dan Maulidur Rosul yang dipimpin oleh Habib Ali Zainal Abidin Azzahir Pekalongan dan KH Marzuki Mustamar Ketua PWNU Jawa Timur sebagai Mauidhoh Hasanah di Alun-alun Demak, Kamis (5/1/2023).
Ketua Takmir Masjid Agung Demak, KH Abdullah Musyafak dalam sambutannya menjelaskan secara singkat tentang sejarah Keraton Demak Bintoro. Ia menegaskan bahwa raja yang pertama adalah Kanjeng Sultan Fattah, beliau menjabat sebagai raja selama 40 tahun.
Setelah beliau wafat, digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus–beliau menjabat sebagai raja selama tiga tahun tepatnya 1518-1521 M, kemudian meninggal dilanjutkan oleh adeknya yaitu Kanjeng Sultan Raden Trenggono yang menjabat selama 25 tahun tepatnya 1521-1546 M.
“Sepeninggalnya Sultan Trenggono, Kesultanan Demak Bintoro kosong kurang lebih selama 14 tahun tidak ada rajanya. Mengapa? karena terjadi perselisihan keluarga dari darah keturunan Raden Fatah tepatnya tahun 1546-1560 M,” terangnya.
Kemudian, lanjut Abdullah, pada puncaknya tahun 1560 terjadi perebutan kekuasaan antara Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijoyo, beliau ini menantu Sultan Trenggono perebutan kekuasaan dengan Aryo Penangsang cucu Raden Fatah putra Raden Suryo Noto.
“Aryo Penangsang terbunuh oleh Sutowijoyo, Sutowijoyo adalah prajurit andalan Joko Tingkir. Maka dengan demikian, dalam pertarungan ini dimenangkan oleh Sultan Hadiwijoyo, sehingga menjadi Sultan yang keempat,” serunya.
Ia melanjutkan, tidak berapa lama kemudian, atas fatwa atau persetujuan dari Sunan Giri yaitu Prabu Setmato di Gresik, Kesultanan Demak Bintoro pindah ke Pajang sekarang masuk di Kabupaten Boyolali sebelah barat daya Kota Solo.
“Dengan demikian berakhirlah Kesultanan/Keraton Demak Bintoro. Kesimpulannya, sekarang di demak ini sudah tidak ada lagi keraton, alasannya karena keraton sudah dipindah di Pajang dan pewaris tahta Kesultanan Demak sudah meninggal semua atau sudah tidak ada.” jelasnya.
Penjelasan penyampaian tersebut merupakan hasil dari Pemangku Makam Masjid Agung (PMMA) Demak, dengan harapan untuk bisa menjadikan periksa, renungan hingga pemahaman bersama. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Bupati Demak Hj Eistianah, Kepala Kemenag Ahmad Muhtadi serta Forkopimda.
Kontributor: Samsul Maarif
Editor: Choerul Rozak