Karanganyar-NU Online Demak
Sebagai kader dan aktifis Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) harus senantiasa taat dan patuh kepada suami, sebagai seorang istri harus bisa menyenangkan hati sang suami. Dan kader Fatayat itu harus bisa sebagai suri teladan atau contoh menjadi istri sholihah kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Desa (Kades) Ketanjung Kecamatan Karanganyar, Siti Setiawati, saat menghadiri kegiatan selapanan rutin Fatayat yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting (PR) Fatayat NU Desa Ketanjung Kecamatan Karanganyar di Musholla Raudlatul Jannah desa setempat, Ahad sore (28/05/2023).
Sebagai istri sholihah, lanjutnya. Sebelum berangkat kegiatan Fatayat-an dan juga kegiatan yang lainnya terlebih dahulu harus meminta ijin dan restu kepada suaminya, karena bagaimanapun ijin dan restu suami itulah yang akan menjadikan aktifitas kita ini itu bisa bernilai pahala dan menjadi berkah.
Sebagai informasi, tahun ini itu sudah memasuki tahun politik. Di tanggal 8 Oktober 2023 di Demak ada Pemilihan Kepada Desa (Pilkades) serentak tahap 2 yang salah satunya adalah desa Ketanjung. Dan tanggal 14 Februari 2024 ada Pemilihan Umum yang terdiri dari Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).
Kades perempuan pertama di Desa Ketanjung itu pun berpesan, sebagai warga negara yang baik silahkan datang ke masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada untuk menggunakan hak pilih. Seumpama ada pilihan yang berbeda, jangan sampai hal itu menjadikan silaturahmi yang sudah ada ini menjadi retak dan pecah.
Ketua PR Fatayat NU Desa Ketanjung Kecamatan Karanganyar, Mustai’dah, mengatakan kegiatan rutinan selapanan dilaksanakan setiap Ahad Wage dan kegiatan dilakukan dari musholla satu ke musholla lainnya yang berada di Desa Ketanjung.
“Tujuan kegiatan ini selain sebagai ajang silaturahmi antar kader dan koordinasi organisasi juga untuk mempromosikan dan memasyarakatkan Fatayat kepada masyarakat umum (publik),” terangnya.
Menurutnya, Fatayat yang beranggotakan wanita-wanita muda harus menjadi wanita yang terdidik dan berakhlak mulia. Sebelum mendidik putra-putri idealnya harus menjadi seorang ibu yang terdidik terlebih dulu dengan harapan putra-putrinya kelak menjadi putra-putri yang sholeh sholikhah.
“Kegiatan selapanan rutin ini selain diisi dengan amaliyah-amaliyah NU yang meliputi dzikir tahlil solawat dan lainnya juga diisi dengan mauidloh hasanah. Sebagai kader mudi NU dan seorang istri serta ibu rumah tangga harus selalu mencari ilmu dimanapun berada dan ini adalah cara warga NU dalam beragama,” pungkasnya.
Pengirim: Rohmad Sholeh
Editor: Choerul Rozak