Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Gus Dlowi : Santri Harus Menjadi Pelopor Anti Kekerasan Dan Anti Bullying

waktu baca 2 menit
Munir
Senin, 12 Jun 2023 20:50
0
678

Guntur-NU Online Demak

Kesbangpol Kabupaten Demak menggelar acara Pendidikan Politik dan Wawasan Kebangsaan di Pondok Pesantren Al Hidayat Krasak Desa Temuroso Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, Senin (12/6/2023).

Acara yang berlangsung di aula ponpes asuhan Ahmad Baedlowi Misbach atau Gus Dlowi ini, mengambil tema “Pesantren Sebagai Pelopor Anti Kekerasan dan Anti Bullying di Kabupaten Demak.

Kegiatan yang diikuti ratusan santriwati itu menghadirkan narasumber Fahrudin Bisri Slamet (FBS) Ketua DPRD Demak dan Kusfitria Marstyasih Fasilitas Nasional Program Roots (Anti Bullying/Anti Perundungan) Kemendikbudristek RI.

Dalam kesempatan itu, Agus Kriyanto Plt Kepala Badan Kesbangpol Demak mengajak para santriwati agar senantiasa menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan demi keutuhan NKRI dan tidak mudah terpengaruh dengan paham paham radikalisme yang tidak mengakui Pancasila sebagai dasar negara.

“Jangan sampai kita disusupi oleh paham-paham seperti itu, bahaya. Kita lawan semua itu dengan cara tingkatkan skill, pengetahuan dan attitude,” kata Agus.

Sementara itu, Gus Dlowi mengapresiasi kegiatan ini karena para santri-santrinya mendapat pencerahan hal-hal di luar pondok sehingga bermanfaat dan menambah wawasan mereka.

“Bullying kalau di pondok itu namanya ‘nggasaki’ berlebihan. Sesama teman tidak boleh saling mengejek. Di pondok semua sama, apapun status dan profesi orangtuanya, jangan sampai kita menyakiti orang lain, di harapka santri menjadi pelopor anti perundungan dan bulliying,” tuturnya.

Fahrudin Bisri Slamet yang didaulat sebagai narasumber mengajak para santri agar senantiasa mencintai negeri ini. Sebagai generasi muda penerus bangsa santriwati harus bisa menghormati dan menghargai hal-hal yang berbeda serta belajar kepada guru yang baik.

“Cinta tanah air adalah sebagian dari iman, jika negara aman, tentram dan tanpa gangguan maka kita bisa beribadah dan belajar dengan tenang,” katanya.

Kusfitria yang akrab disapa Bunda Pipit menekankan santri supaya bisa memahami perbedaan antara bullying, konflik, teasing dan kekerasan.

Setelah acara tersebut selesai, dilanjutkan dengan deklarasi santri anti kekerasan, anti bullying dan anti intoleransi yang ditanda tangani para narasumber dan juga para santri.

Pengirim: Munir

Editor: Choerul Rozak

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x