Ahad Pahing, 16 Nov 2025 / 25 Jumadil Awwal 1447 H
x
Banner

Jadwal Sholat Hari Ini Ahad Pahing, 16 Nov 2025 / 25 Jumadil Awwal 1447 H untuk Kab. Demak

Imsak
03:39
Subuh
03:49
Dzuhur
11:26
Ashar
14:47
Maghrib
17:38
Isya
18:52

PWNU Jateng Gelar Bahtsul Masail, Bahas Probelum Keumatan Yang Aktual, Tematik, Serta Regulatif

waktu baca 3 menit
Choerul Rozak
Rabu, 24 Sep 2025 10:01
0
311

Banyumas-NU Online Demak

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menggelar Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Attaujieh Al-Islamy, Kebasen, Banyumas, Sabtu (20/9/2025). Forum ini menjadi ruang diskusi penting bagi ulama dan pengurus NU dalam menjawab problem keumatan yang bersifat aktual, tematik, maupun regulatif.

Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng, KH Abdul Ghaffar Rozin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Bahtsul Masail merupakan tradisi intelektual dan spiritual yang selalu ditunggu Nahdliyin, karena menghasilkan jawaban atas berbagai persoalan sehari-hari, seperti pertanahan, hukum sosial, maupun problem baru yang muncul di tengah masyarakat.

Namun, lanjutnya, pasca lahirnya Peraturan Perkumpulan (Perkum) terbaru yang mengatur tata kelola Bahtsul Masail, muncul tantangan baru.

“Meskipun hasil Bahtsul Masail itu ada levelnya, yakni level MWCNU, PCNU, PWNU dan PBNU. Misalnya, hal-hal yang sifatnya nasional, baik itu Waqi’iyah maupun Qonuniyah yang harus dibahas sekurang-sekurangnya ditashih dalam PBNU,” ujar Kiai yang akrab disapa Gus Rozin itu.

Menurutnya Perkum baru maksudnya baik. Tetapi dalam pelaksanaan dalam pelevelan itu termasuk prosedur baru, prosedur tashih oleh para Syuriyah di masing-masing itu saya kira ada kekurangan maupun kelebihannya. Salah satunya, belum semua Bahtsul Masail menerapkan Perkum tersebut. Dan menjadikan proses ini menjadi panjang.

“Dalam praktiknya, belum semua Bahtsul Masail menerapkan Perkum ini. Prosesnya jadi panjang, sementara kebutuhan jawaban hukum di masyarakat harus cepat. Kalau prosedur itu dirasa memberatkan, tidak masalah bila PWNU Jateng mengusulkan perubahan dalam Munas-Konbes mendatang. Usul itu penting, diterima atau tidak nanti itu urusan belakang,” lanjutnya.

Pengasuh pesantren Maslakul Huda Kajen Pati ini juga menyinggung sejumlah isu yang saat ini tengah mengguncang kepercayaan publik terhadap NU. Salah satunya ialah pernyataan kontroversial terkait piring program Makanan Bergizi Gratis (MBG) impor yang disebut mengandung unsur babi.

“Ada pendapat bahwa piring impor itu bisa disucikan dengan dicuci, padahal bahan dasarnya sudah bercampur dengan unsur babi. Itu perlu Bahtsul Masail baru: apakah piring seperti itu suci atau tidak? Ini harus dijawab para kiai,” tegasnya.

Gus Rozin mengingatkan bahwa isu ini telah memicu perdebatan luas di media sosial dan menjadikan NU sebagai bahan perbincangan publik. Karena itu, ia meminta para Ketua PCNU yang hadir agar turut menenangkan warga NU di daerah masing-masing.

“Viral di media sosial jangan sampai memengaruhi program-program organisasi. Semua kegiatan di PWNU maupun PCNU harus tetap berjalan sebagaimana mestinya,” pesannya.

Sementara itu, Rais Syuriyah PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh, menegaskan bahwa Bahtsul Masail terbagi dalam tiga kategori, yakni waqi’iyah, maudhu’iyah, dan qonuniyah.

“Waqi’iyah membahas kasus nyata yang sudah terjadi, bukan abstrak. Maudhu’iyah lebih tematik, kadang melebar, sementara qonuniyah membahas regulasi, apakah undang-undang atau rancangan undang-undang sesuai dengan syariat Islam atau tidak,” jelas Pengasuh Pesantren Al Itqon Bugen Semarang ini.

Kiai Ubaid menambahkan, pembahasan bidang qonuniyah menjadi semakin penting mengingat banyaknya aturan pemerintah yang tumpang tindih. Bahkan, ia menyindir kondisi parlemen saat ini yang banyak diisi oleh figur publik dengan latar belakang artis dan senang pamer kekayaan, sehingga perlu kontrol dari perspektif syariat.

Lebih lanjut, ia menyampaikan pesan Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, yang meminta seluruh jajaran NU di daerah tetap fokus mengurus persoalan riil di lingkungan masing-masing.

“Beliau mengingatkan agar tidak terlalu larut dengan hiruk pikuk di pusat. Yang terpenting, apa yang ada di depan mata kita, itu yang harus diurus,” pungkasnya.

Sumber: NU Online Jateng

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x