Semarang-NU Online Demak
PMII berdaya adalah bagian inovasi yang harus dilakukan, karena setiap kader mempunyai potensi yang terbagi menjadi tiga aspek yakni nahdlatul wathan, nahdlatut tujjar dan tashwirul afkar.
Hal tersebut mengemuka saat ketua PKC PMII Jawa Tengah Muhammad Muham Tashir berikan sambutan dalam Gelar Budaya dan Resepsi Pelantikan masa khidmat 2023-2025 Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Tengah di Ballroom Museum Ronggowarsito, Senin (19/6/2023).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa PMII seakan menjadi pertaruhan, dimana ketika PMII tidak mampu memberikan dan membuktikan bagaimana kualitas dan kuantitasnya untuk digabungkan menjadi satu instrumen gerakan yang masif.
“Maka dari itu, kalimat PMII action dan PMII berdaya adalah kunci untuk mengsimpulkan bagaimana kita bisa bertahan di era gempuran modernitas,” tegas Muham sapaan akrabnya.
Ia menambahkan, bahwa satu hal yang perlu dipahami bersama, bahwa pola, komunikasi dan aktualisasi dalam dunia apapun harus dikerjakan atau action. Di Jawa Tengah tercatat ada 22 cabang, dan di setiap cabang ada karakter dan organ gerak masing-masing.
“Ini harus menjadi satu role model kader-kader PMII hari ini, bagaimana kita mampu menciptakan satu laboratorium-laboratorium dimana sahabat-sahabat berada,” terangnya.
Muham menegaskan, berbicara mengenai kerangka kolektif, arus gerak, organisasi kalau sudah satu komando–dititik gerakan harus sampai ke tujuan, itu hukum pasti yang harus dilakukan kader-kader PMII. Makanya, ketika membentuk satu tatanan gerakan–organisasi sebenarnya tidak butuh banyak orang tapi dari banyaknya orang para kader menjadi satu keyakinan untuk berdaya.
“Ini menjadi kunci bagaimana sahabat-sahabat PMII bermain organ gerakan ya jangan setengah-setengah. Kalau dalam ruang berfikir politik–ya tarung, ruang berfikir ekonomi ya bagaimana menjadi kaya, ruang berfikir pendidikan–bagaimana menjadi profesor,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri berpesan, untuk mengajak bersama-sama berfikir dan merefleksikan kepemimpinan pergerakan mahasiswa islam indonesia pada hari ini, apakah kaderisasi kepemimpinan yang dijalankan di PMII masih relevan dengan kebutuhan zaman atau tidak.
Ia bercerita, disaat pemimpin nasional pada hari ini, tidak hanya dilahirkan dalam dunia aktivis, pimpinan politik yang lahir dalam dunia politik bisa dihitung, dari sektor bisnis yang menguasai kapital, sebagian dari sektor militer juga masih ada, sektor akademik juga ada, dan hanya hari ini tidak banyak yang survive sampai dengan level nasional yang merupakan alumni dari organisasi aktivis.
“Dan, itu semua PR kita sahabat-sahabat, kami berharap, mendorong kader-kader PMII tidak hanya di jalur politik saja namun ada juga di jalur ekonomi, jalur akademik, agama, kebudayaan dan lain sebagainya,” tegasnya.
“Sehingga sepuluh tahun lagi paling tidak kita bisa panen pemimpin-pemimpin pergerakan mahasiswa Islam indonesia. Harus menjadi penggerak dalam dunia yang luas dan dunia yang nyata, sahabat-sahabat bisa menggerakkan segala denyut nadi kebangsaan hari ini dalam berbagai sektor.” pungkasnya.
Pelantikan yang bertajuk ‘PMII Jateng Berintegritas dan Berdaya Saing Global’ tersebut ditutup sangat meriah dengan konser bersama artis penyanyi Damara De.
Kontributor: Samsul Maarif
Editor : Choerul Rozak