NU Online Demak
Salah satu metode yang digunakan Ahmad Kastono Abdullah Hasan (AKA Hasan) dalam meneliti Sejarah Kerajaan Demak Bintoro dan Walisongo adalah Metode Klasifikasi (Clasification Method), yaitu metode yang digunakan untuk meneliti tokoh-tokoh sejarah dengan klasifikasi tertentu.
Metode ini digunakan untuk mengelompokkan keberadaan tokoh sejarah agar tidak menimbulkan kesenjangan sejarah yang menyebabkan terjadinya kekacauan sejarah. Karena jauh sebelum Dewan Walisongo terbentuk, sudah banyak para wali yang berdakwah di tanah Jawa.
Aka Hasan mengutarakan hal itu saat menggelar diskusi dengan ‘Tim Partner Diskusi Kerajaan Demak Bintoro dan Walisongo’ yang digelar di Perumahan Bumi Wonosalam Asri Demak, Ahad (03/12/2023).
Klasifikasi Wali di tanah Jawa, urainya, terdiri dari; Pertama, Wali Fatkhul Jawi yaitu Wali yang pertama-tama dakwah di tanah Jawa sekitar abad ke-11 dan ke-12, atau sekitar 3 abad sebelum berdirinya Dewan Walisongo.
Adapun yang termasuk dalam kategori Wali Fatkhul Jawi ini adalah: a). Sayyid Ahmad bin Salim, lokasi makamnya di Bukit Syam Karangawen Demak, b). Syekh Maemun bin Abu Bakar, lokasi makamnya di Leran Gresik, c). Syekh Sulaiman Ali Syamsuddin al Washil Al Bakir (Syekh Subakir), lokasi makamnya di Kediri, dan d). Syekh Ghozali al Baghdadi, lokasi makamnya di Kragan Rembang.
Kedua, Wali Perintis Dakwah Islam di tanah Jawa, yaitu para wali yang berdakwah di tanah Jawa setelah Wali Fatkhul Jawi.
Adapun yang termasuk dalam kategori Wali Perintis Dakwah Islam di tanah Jawa adalah: a). Syekh Maulana Muhammad Hasan Ibnul Ash al Maghribi, lokasi makamnya di Boyolangu Tlogoboyo Bonang Demak, b). Syekh Maulana Ali Abdullah bin Muhammad Hasan Ibnul Ash al Maghribi, lokasi makamnya di Boyolangu Tlogoboyo Bonang Demak, c). Syekh Maulana Ahmad Bukhori al Maghribi, lokasi makamnya di Banjarsari Sayung Demak, d). Syekh Maulana Ali Abdillah bin Abdul Munaf al Maghribi, lokasi makamnya di Mutih Wetan Wedung Demak, e). Syekh Maulana Abdul Shomad al Maghribi, lokasi makamnya di Kedondong Gajah Demak, f). Syekh Maulana Habibullah bin Sa’dullah al Maghribi, lokasi makamnya di Tridonorejo Bonang Demak.
g). Sayyid Jamaluddin Husein, lokasi makamnya di Troloyo Trowulan Mojokerto, h). Syekh Hasanuddin Quro’, lokasi makamnya di Pulobata Pulokalapa Lembah Abang Karawang, i). Syekh Maulana Malik Ibrahim al Maghribi (Sunan Gresik), lokasi makamnya di Gresik, j). Syekh Maulana Jumadil Kubro, lokasi makamnya di Bukit Turgo (Lereng Gunung Merapi) Sleman, k). Syekh Maulana Hasaanuddin, lokasi makamnya di Parangtritis Yogyakarta, l). Syekh Hasan al Hasni, lokasi makamnya di Bandengan Jepara, dan m). Syekh Panjalu, lokasi makamnya di Ciamis.
Ketiga, Wali Konseptor Dakwah Islam di tanah Jawa yaitu Wali yang menginisiasi dan mengkonsep terbentuknya organisasi Dakwah Islam di tanah Jawa yang bernama Dewan Walisongo.
Adapun yang termasuk dalam kategori Wali Konseptor Dakwah Islam di tanah Jawa adalah: a). Syekh Maulana Mudhofar Malik Hasan al Maghribi (Syekh Maulana Maghribi Demak), lokasi makamnya di belakang masjid Agung Demak. b). Syekh Maulana Ali Ibrahim bin Syekh Ali Abdullah bin Muhammad Hasan Ibnul Ash al MAghribi, lokasi makamnya di Boyolangu Tlogoboyo Bonang Demak, c). Syekh Ibrahim Asmorqondi bin Sayyid Jamaluddin Husein, lokasi makamnya di Tuban, d). Syekh Maulana Muhammad Ja’far Usman (Syekh Maulana Jumadil Kubro), lokasi makamnya di Troloyo Trowulan Mojokerto, e). Syekh Maulana Habiburrahman bin Syekh Maulana Ali Abdullah bin Syekh Muhammad Hasan Ibnul Ash al Maghribi atau yang dikenal dengan Syekh Datuk Kahfi, lokasi makamnya di Amparan Jati Cirebon.
Keempat, Dewan Walisongo adalah mereka yang tergabung dan pendiri organisasi Dewan Walisongo. Adapun yang termasuk dalam kategori Dewan Walisongo yaitu: a). Sunan Ampel Demak yang bernama Syekh Maulana Muhammad Abuddin al Maghribi, lokasi makamnya di belakang masjid Agung Demak. b). Sunan Bonang (Sepuh) Demak yang bernama Syekh Maulana Abdullah Hasan Bakem, lokasi makamnya di Tridonorejo Bonang Demak.
c). Sunan Bonang (Anom) Demak yang bernama Syekh Maulana Muhammad Hasan Bakem bin Abdullah Hasan Bakem al Maghribi, lokasi makamnya di Tridonorejo Bonang Demak, d). Sunan Drajat Demak yang bernama Syekh Abdurrahman Teuku Baha, lokasi makamnya di kompleks RSUD Kalijaga Demak, e). Sunan Kalijogo yang bernama Raden Sa’id, lokasi makamnya di Kadilangu Demak, e). Sunan Kudus Demak yang bernama Syekh Maulana Muhammad Ja’far Hasan yang populer disebut Syekh Maulana Jumadil Kubro, lokasi makamnya di Terboyo Semarang.
f). Syekh Siti Jenar Demak yang bernama Syekh Maulana Hasan Ali Asror bin Syekh Mudhofar Malik Hasan al Maghribi, lokasi makamnya di Bumi Kepatihan Tembiring Jogoloyo Demak, g). Sunan Giri Demak yang bernama Syekh Maulana Mudhofar Hasan Shiddiq al Maghribi, lokasi makamnya di Jabal Kat Tembayat Klaten, h). Sunan Muria ke-1 yang bernama Syekh Maulana Hasan Syadzily, lokasi makamnya di Bumi Pertapaan Rejenu Desa Japan Dawe Kudus.
Kelima, Wali Da’amah yaitu para wali pendukung berdirinya Dewan Walisongo dan mereka itu adalah para wali yang ikut bermusyawarah pada tahun 1463 M/867 H, maupun yang ikut bermusyawarah pada tahun 1466 M/870 H hingga terbentuknya Dewan Walisongo, meskipun mereka tidak ikut menjadi pengurus inti dalam Dewan Walisongo.
Adapun yang termasuk dalam kategori Wali Da’amah yaitu: a). Joko Tarub yang bernama Syekh Abdullah Kahfani, lokasi makamnya di Tarub Tawangharjo Grobogan, b). Syekh Abdurrahman bin Ali Abdullah bin Muhammad Hasan Ibnul Ash al Maghribi, lokasi makamnya di Kedung Malang Bugel Jepara, c). Syekh Surogonjo, lokasi makamnya di Bumi Pertapaan Rejenu Desa Japan Dawe Kudus, d). Syekh Maulana Muhammad Khoiruddin al Kaf bin Syekh Maulana Ali Abdullah bin Muhammad Hasan Ibnul Ash al Maghribi, lokasi makamnya di Sekutis Tabet Limbangan Kendal.
e). Syekh Maulana Abdullah Bukhori bin Syekh Ahmad Bukhori al Maghribi, lokasi makamnya di Banjarsari Sayung Demak, f). Syekh Maulana Muhammad Bukhori bin Syekh Ahmad Bukhori al Maghribi, lokasi makamnya di Banjarsari Sayung Demak, g). Syekh Maulana Ali Murtadlo bin Syekh Ibrahim Asmoroqondi bin Sayyid Jamaluddin Husein, lokasi makamnya di kompleks pemakaman Gisikharjo Tuban, h). Syekh Maulana Ali Rahmatullah bin Syekh Ibrahim Asmoroqondi bin Sayyid Jamaluddin Husein atau yang dikenal dengan Sunan Ampel Surabaya, lokasi makamnya di Ampel Denta Surabaya.
i). Syekh Maulana Muhammad Khoiruddin Musa bin Syekh Hasanuddin Quro atau yang dikenal dengan Syekh Bentong, lokasi makamnya di Pulomesigit Kalibata Lemah Abang Karawang, j). Sayyid Zainal Hasan Assegaf, lokasi makamnya di Desa Wedung Demak, k). Bondan Kejawen (Lembu Peteng) yang bernama Syekh Abdul Rahim, lokasi makamnya di Tarub Tawangharjo Grobogan, l). Syekh Ali Maemun atau yang dikenal dengan Mbah Sambu, lokasi makamnya di sebelah utara Masjid Agung Lasem Rembang, m). Senopati Puro Wijoyo, lokasi makamnya di Margohayu Karangawen demak, n). Senopati Kertoseno, lokasi makamnya di kompleks makam Bhayangkara Kalicilik Demak.
Keenam, Wali Abdal yaitu para wali yang menjadi pengganti anggota Dewan Walisongo dalam Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro baik yang wafat atau yang mengundurkan diri.
Adapun yang termasuk dalam kategori Wali Abdal adalah: a). Syekh Maulana Muntolab Hasan bin Syekh Maulana Mudhofar Malik Hasan al Maghribi, lokasi makamnya di Ujungnegoro Batang, b). Syekh Maulana Mahdum Ibrahim Sampang, lokasi makamnya di bawah imaman Masjid Agung Demak, c). Syekh Maulana Ibrahim Asmoro Pantaran bin Syekh Maulana Mudhofar Hasan Shiddiq al Maghribi, lokasi makamnya di Candisari Ampel Boyolali, d). Syekh Abdul Rasyid bin Syekh Maulana Mudhofar Hasan Shiddiq al Maghribi, lokasi makamnya di Jabal Kat Tembayat Klaten.
e). Syekh Datuk Abdul Jalil bin Syekh Maulana Habiburrahman (Syekh Datuk Kahfi), Syekh Datuk Abdul Jalil juga dikenal sebagai Syekh Siti Jenar Cirebon, lokasi makamnya di bukit Amparan Jati Cirebon, f). Syekh Ja’far Shodiq bin Syekh Maulana Muhammad Ja’far Hasan, lokasi makamnya ada di belakang Masjid Menara Kudus, g). Syekh Umar Sa’id bin Sunan Kalijogo, lokasi makamnya di Gunung Muria Colo Dawe Kudus, h). Syekh Syarif Hasan Bakem bin Abdullah Hasan Bakem al Maghribi, lokasi makamnya di Tridonorejo Bonang Demak, i). Muhammad Zainal Abidin bin Maulana Hasan Ali Asror bin Syekh Mudhofar Malik Hasan al Maghribi yang dikenal dengan Ronggo Toh Joyo atau Mahesa Jenar, lokasi makamnya di Tembiring Jogoloyo Demak.
Ketujuh, Wali Tabi’ yaitu para wali yang menjadi pengganti Wali Abdal dalam Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro baik yang wafat atau mengundurkan diri.
Adapun yang termasuk dalam kategori Wali Tabi’ adalah: a). Syekh Maulana Mghribi Wonobodro Batang, b). Syekh Maulana Maghribi Jatinom Klaten, c). Syekh Subakir bin Hasan Ali Asror Tidar Magelang, d). Syekh Fatkhan Nurullah Jati atau Fatkhullah Khan (Sunan Gunung Jati ke-3, e). Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati ke-4), f). Raden Sanjaya Watiswara (Sunan Panggung) Tegal.
g). Syekh Ali Ridho bin Muhammad Hasan Bakem Tayu Pati, h). Sunan Katong Kaliwungu Kendal, i). Syekh Muntolab Mangunjiwan Demak, j). Syekh Abdurrahman Katu bin Abdul Rozaq al Maghribi, k). Syekh Abdurrahman Ploso, l). Ki Ageng Getas Pendawa Grobogan, m). Syekh Muhammad Asyiq bin Muhammad Zainal Abidin Tayu Pati, n). Sunan Pandanaran Tembayat Klaten, 0). Syekh syarifuddin Sa’id (Syekh Jangkung) Kayen Pati.
Kedelapan, Wali Amirul Umaro’ yaitu Para Wali yang mendapat amanat sebagai pimpinan (baik raja, Patih Mangkubumi/Perdana Menteri, Panglima Perang Angkatan Laut, maupun Panglima Perang Angkatan Darat yang senantiasa menjaga akhlak dan martabatnya sebagai tokoh pemegang amanat di pemerintahan).
Adapun yang termasuk dalam kategori Wali Amirul Umaro’ adalah: a). Laksamana Rahmat Hidayatullah (Arya Damar), beliau adalah Panglima Perang Angkatan Laut Kerajaan Demak Bintoro, b). Muhammad Zainal Abidin atau Ronggo Toh Joyo (Mahesa Jenar), beliau adalah Patih Mangkubumi/Perdana Menteri Kerajaan Demak Bintoro yang pertama, c). Raden Fatah bin Prabu Brawijaya III (Bhre Kahuripan), beliau adalah raja Kerajaan Demak Bintoro yang pertama, d). Laksamana Abdurrahman Singkil, beliau adalah Panglima Perang Angkatan Laut Kerajaan Demak Bintoro yang kedua, e). Raden Muhammad Yunus bin Raden Fatah, beliau adalah raja Kerajaan Demak Bintoro yang kedua.
f). Raden Surowiyoto bin Raden Fatah, beliau adalah raja Kerajaan Demak Bintoro yang ketiga, g). Raden Trenggono bin Raden Fatah, beliau adalah raja Kerajaan Demak Bintoro yang keempat, h). Raden Muhammad Aminuddin bin Raden Fatah, beliau adalah raja Kerajaan Demak Bintoro yang ketujuh, i). Laksamana Joyo Hadi Kusumo bin Sunan Kalijogo, beliau adalah Panglima Perang Angkatan Laut Kerajaan Demak Bintoro yang ketiga, j). Teuku Muhammad Thoha bin Abdul Rouf (Brojo Dento), beliau adalah Panglima Perang Angkatan Darat Kerajaan Demak Bintoro yang keempat.
k). Laksamana Fatahilah bin Jamaluddin Husein, Panglima Perang Angkatan Laut Kerajaan Demak Bintoro yang keempat, m). Sultan Hadirin, beliau adalah Adipati Jepara yang keempat, n). Senopati Teuku Abdurrahman, beliau adalah Panglima Divisi Militer Kerajaan Demak Bintoro, o). Pangeran Poncowati bin Ja’far Shodiq, beliau adalah Panglima Perang Angkatan Darat Kerajaan Demak Bintoro yang keenam, p). Laksamana Salahuddin (Pangeran Arya Penangsang), beliau adalah Panglima Perang Angkatan Laut Kerajaan Demak Bintoro yang kelima, q). Pangeran Cakra Buana bin raden Trenggono (Patih Wonosalam) Patih Kerajaan Demak Bintoro, r). Arya Widhi bin Senopati Kerta Sanjaya, beliau adalah Panglima Perang Angkatan Darat Kerajaan Demak Bintoro yang kelima dan Patih Mangkubumi yang ketiga.
s). Ki Demang Alap-Alap, beliau adalah Telik Sandi Kerajaan Demak Bintoro, t). Patih Mangkubumi Arya Jipang Panolan, beliau adalah Adipati Jipang Panolan, u). Adipati Pragola Pati, beliau adalah Patih Mangkubumi (Perdana Menteri) Kerajaan Demak Bintoro yang kelima, v). Muhammad Umar Syarif bin Raden Trenggono, beliau adalah Panglima Perang Angkatan Laut yang ketujuh, w). Pangeran Haryo Penangsang bin Arya Penangsang, beliau adalah Panglima Perang Angkatan Darat yang teraakhir, x). Tumenggung Prayogo, beliau adalah penguasa Demak terakhir pasca penyerbuan pasukan Mataram ke Demak tahun 1601 M/1010 H.
Kesembilan, Wali Pejuang Dakwah Islam di tanah Jawa yaitu para wali yang berdakwah di tanah Jawa namun tidak pernah menjadi anggota Majlis Syuro di Kerajaan Demak Bintoro maupun jabatan di pemerintahan.
Adapun yang termasuk dalam kategori Wali Pejuang Dakwah Islam di tanah Jawa adalah: a). Sunan Ngerang Juwana Pati, b). Sunan Bonang Lasem Rembang, c). Sunan Mejagung Lor, d). Sunan Bonang Tuban, e). Sunan Drajat Lamongan, f). Sunan Giri Gresik, g). Sunan Mejagung Kidul, h). Sunan Geseng, i). Sunan Giri Prapen.
Pengirim: Rohmad Soleh