Guntur-NU Online Demak
Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Kecamatan Guntur mengadakan kegiatan selapanan sekaligus kajian kitab Arbain Nawawi. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap 35 hari sekali dengan sistem berpindah-pindah, dari masjid satu ke masajib lainnya. Kali ini sebagai tuan rumah adalah ranting tangkis yaitu Masjid Baitut Taqwa dan diselenggarakan pada Rabu (03/01/2024).
Turut hadir dalam selapanan diantaranya jajaran PAC GP Ansor Kecamatan Guntur, PR Ansor se-kecamatan, Para pengurus NU ranting Tangkis, Banom dan Lembaga, tokoh agama dan Masyarakat di lingkungan ranting Tangkis.
Ketua Rijalul Ansor Kecamatan Guntur Zaky Maualana menjelaskan, kegiatan ini merupakan kegiatan rutinan yang diadakan pengurus MDS Rijalul Ansor yang mana kegiatannya di mulai pukul 19.00 hingga selesai, kali ini di selenggarakan di masjid Baitut Taqwa Desa Tangkis.
“Dalam pelaksanaan kita menggandeng stake holder yang ada khususnya tokoh agama dan Masyarakat, sehingga selapanan ini cukup sukses, hal ini terlihat dari antusiasnya Masyarakat sekitar yang mengikutinya,”katanya kepada NU Online Demak via what shapp Kamis (04/01/2024).
Selain itu, Koordinator wilayah Tengah PAC Ansor Guntur Ali wafa dalam sambutanya menyampaikan dalam tubuh ansor para pengurusnya memiliki latar belakang yang heterogen, tidak semua dari kalangan santri, sehingga sangat penting kiranya kita tetap adakan kegiatan ngaji kitab.
“Jadi tidak ada istilah ngaji selesai, ngaji ya sepanjang hayat, dalam program kerja ansor yan harus segala bidang, sosial jalan, keagamaan juga, ekonomi juga harus kita jalankan,”imbuhnya.
Gus Dayat dalam mauidohnya menyampaikan, jangan sampai Generasi Ansor meninggalkan Ngaji, sebab Kegiatan ini bagian dari ciri khas organisasi kita untuk menambahkan wawasan keagaman kita, jadi tidak ada kata terlambat.
“Apalagi kita ikut hiruk pikuk kontestasi Pilres atau pileg, itu biar di urus para pemimpin-pemimpin kita, misalnya ada kyai yang ikut ya biarlah menjadi urusan kyai tersebut. Kader ansor wayahe ngaji yo ngaji, ngopi yo ngopi,” imbuhnya.
Menurutnya, jangan sampai perbedaan pandangan khususnya dalam kontestasi Pilpres maupun Pileg mendatang menyebabkan tali silaturahmi terputus, sebab itu adalah program rutin 5 tahun sekali jadi tidak perlu dibesar-besarkan.
“Yang penting harus berijtihad, karena apabila seoran benar dalam ijtihadnya maka akan memperoleh dua pahala serta apabila ia berijtihad namun salah maka akan memperoleh satu pahala,” pungkasnya.
Pengirim: Choirul Huda