Wonosalam-NU Online Demak
Tim dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Demak berhasil meraih juara dua nasional dalam kategori creative open di The Kudus Robotic Competition 2024 yang diadakan oleh Robot Anak Indonesia (Robotasia) pada 23 Januari 2024. Tim ini menciptakan Tacer (Tambak Cerdas), sebuah alat inovatif yang menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mengelola budidaya tambak secara otomatis dan efisien.
Tacer adalah alat yang terdiri dari sensor suhu, pH, dan Total Dissolved Solids (TDS) yang terhubung dengan esp32 yang mengontrol output berupa pakan dan filter. Tacer dapat dioperasikan melalui aplikasi yang dapat mengatur jadwal pemberian pakan dan membersihkan air secara otomatis. Tacer juga hemat energi, karena menggunakan panel surya sebagai sumber listrik.
Ide pembuatan Tacer berasal dari hasil riset langsung di tambak oleh empat siswa MAN Demak yang terlibat dalam tim, yaitu Ahmad Baehaqy, Zahra Maukhibah, Fajar Meisya Putra, dan Bagus Hadlim Aqil. Mereka terinspirasi untuk mencari solusi atas permasalahan limbah kertas di pabrik yang berdampak pada kualitas air tambak.
“Kami ingin membantu petani tambak untuk memantau dan membersihkan air di tambak, serta memberikan pakan secara optimal dengan alat ini,” ujar Ahmad Baehaqy kepada NUO Demak, Sabtu (27/1).
Ia menambahkan, Tacer sangat bermanfaat bagi petani tambak, karena dapat mempermudah pengawasan kualitas air dan besaran kualitas air melalui aplikasi. Hal ini dapat mengatasi kesulitan petani tambak yang selama ini harus mengecek kualitas air secara manual dan kurang akurat.
“Dengan Tacer, petani tambak dapat meningkatkan hasil panen ikan, meningkatkan akurasi data dalam pengecekan kualitas air tambak, dan menghemat biaya operasional,” tuturnya.
Tacer juga memiliki keunggulan lain, yaitu menggunakan energi baru dan terbarukan yaitu panel surya yang ramah lingkungan, mudah digunakan, dan data yang dihasilkan akurat. Tacer juga dapat mengatur jadwal pakan pada ikan secara teratur.
Tim MAN Demak menunjukkan kreativitas yang tinggi dalam membuat Tacer, karena menggunakan bahan-bahan yang murah dan memanfaatkan barang bekas. Tacer juga memiliki keunikan yaitu dapat memantau kandungan air dan larutan air secara sensorik melalui aplikasi.
“Kami hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp. 1,7 juta untuk membuat alat ini (Tacer), sebagian besar dengan alat daur ulang,” ungkapnya.
Sementara itu, Guru Pembimbing/Pendamping MAN Demak, Suprojo, mengatakan bahwa program riset dan robotik ini merupakan bagian dari MAN Demak yang ditunjuk oleh Kemenag sebagai sekolah unggulan riset dan keunggulan akademik.
“Kami mendampingi anak-anak yang berminat dengan ilmu science/robotik di kelas khusus. Kami juga memberikan beasiswa kepada siswa yang meraih kejuaraan dalam kompetisi. Hal ini untuk memotivasi siswa-siswi yang lainnya agar lebih bersemangat,” ujar Suprojo.
Ia juga menyebut bahwa MAN Demak sudah tiga kali meraih juara dalam ajang kompetisi robotik dalam satu tahun terakhir.
“Alhamdulillah, semoga ke depannya MAN Demak bisa meraih lebih banyak lagi kejuaraan-kejuaraan lainnya,” harapnya.
Kontributor: Samsul Ma’arif/Red