Demak–NU Online Demak
Bulan suci Ramadhan telah tiba. Umat Islam di seluruh dunia bersiap-siap untuk menjalankan ibadah puasa. Begitu juga dengan warga Demak, kota yang terkenal dengan sebutan Kota Wali. Demak menyambut Ramadhan dengan penuh semangat dan kegembiraan.
Salah satu cara Demak menyambut Ramadhan adalah dengan menggelar Festival Magengan dan Kirab Budaya Kota Wali. Festival ini diadakan pada Senin (10/3) di sekitar Masjid Agung Demak (MAD), salah satu masjid tertua dan bersejarah di Indonesia.
Festival ini merupakan perpaduan antara unsur religi dan kultural. Di awal festival, Bupati Demak bersama forkopimda memukul bedug sebagai tanda bahwa warga Demak siap untuk berpuasa. Bedug juga menjadi simbol bahwa Demak adalah kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
Selanjutnya, festival ini dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya yang menampilkan kekayaan dan keunikan Demak. Ada tari-tarian, musik, teater, dan lain-lain. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah teater tari yang menceritakan tentang kejayaan Demak di masa lampau.
Teater tari ini dibawakan oleh siswa-siswi MA Salahudin, sebuah sekolah menengah atas di Demak. Mereka menari dengan gerak dan ekspresi yang hidup, seakan-akan mengajak penonton untuk kembali ke zaman dulu. Penonton pun terpesona dengan penampilan mereka.
Bupati Demak Eisti’anah sangat mengapresiasi festival ini. Ia berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam festival ini, terutama para seniman dan seniwati yang telah menunjukkan bakat dan kreativitas mereka. Dirinya juga berharap festival ini bisa menginspirasi generasi muda untuk melestarikan seni dan budaya Demak.
Bupati juga mengucapkan selamat berpuasa kepada semua umat Islam di Demak dan mengajak untuk menjalankan ibadah puasa dengan hati yang bersih dan niat yang tulus serta mengingatkan untuk bersedekah kepada sesama dan memakmurkan masjid atau mushola dengan berbagai kegiatan keagamaan.
“Kita harus bersyukur bahwa kita bisa menyambut Ramadhan dengan suka cita. Kita juga harus bangga bahwa kita tinggal di Demak, Kota Wali yang memiliki sejarah dan budaya yang luar biasa. Mari kita jaga dan lestarikan warisan kita ini,” kata Bupati Demak.
Kepala Dinas Pariwisata Demak, Endah Cahyarini, juga mengungkapkan kebanggaannya atas festival ini. Ia mengatakan bahwa festival ini tidak hanya menjadi hiburan bagi warga Demak, tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan dari luar daerah. Ia mengatakan bahwa banyak tamu undangan yang hadir dalam festival ini, baik dari dalam maupun luar kota.
Ia menambahkan bahwa festival ini adalah bentuk kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku seni dan budaya. Dirinya menilai bahwa ini adalah hal yang positif dan perlu dikembangkan. Endah juga menekankan bahwa Demak dan Megengan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
“Demak dan Megengan adalah identitas kita. Demak adalah kota yang pernah menjadi pusat peradaban Islam di Nusantara. Megengan adalah tradisi yang menggambarkan kebersamaan dan kepedulian kita. Kita harus menjaga dan mengembangkan dua hal ini agar tetap lestari dan relevan,” ujarnya.
Salah satu yang merasakan manfaat dari festival ini adalah Rani, seorang penari yang ikut tampil dalam teater tari. Ia mengaku senang dan bangga bisa berpartisipasi dalam festival ini. Ia mengatakan bahwa festival ini tidak hanya membuatnya senang, tetapi juga membuatnya belajar banyak.
“Saya senang bisa ikut tari di festival ini. Saya bisa menunjukkan bakat saya dan membuat orang-orang senang. Saya juga bisa belajar banyak tentang sejarah dan budaya Demak dari festival ini. Saya bangga Demak punya sejarah yang hebat. Saya harap festival ini bisa terus berlangsung setiap tahunnya,” tutur Ran
Kontributor: Sam/Red