Ahad Pon, 06 Apr 2025 / 7 Syawwal 1446 H
x
Banner

Jadwal Sholat Hari Ini Ahad Pon, 06 Apr 2025 / 7 Syawwal 1446 H untuk Kab. Demak

Imsak
04:15
Subuh
04:25
Dzuhur
11:43
Ashar
15:00
Maghrib
17:43
Isya
18:52

Mengenal Lebih Dekat Sungai Wulan dan Penyebab Banjir di Karanganyar Demak

waktu baca 6 menit
Rohmad Sholeh
Kamis, 21 Mar 2024 07:45
0
3165

NU Online Demak

Banjir yang melanda Kabupaten Demak pada umumnya dan Kecamatan Karanganyar pada khususnya pada awal bulan Februari lalu akibat jebolnya tanggul kanan Sungai Wulan yang berada di Dukuh Norowito Desa Ketanjung Kecamatan Karanganyar. Tanggal 8 Februari 2024 sekitar pukul 03.30 WIB di dua titik dengan ketinggian air berkisar antara 1 meter hingga 3 meter.

Selain itu, ditambah jebolnya tanggul sungai Jratun yang berada di Desa Ngemplik Wetan Kecamatan Karanganyar itu mengakibatkan 12 Desa dari 17 Desa yang ada di wilayah Kecamatan Karanganyar terendam banjir.

Adapun 12 Desa yang terdampak banjir meliputi: Ketanjung, Karanganyar, Ngemplik Wetan, Undaan Lor, Undaan Kidul, Wonorejo, Cangkring, Tuwang, Cangkringrembang, Wonoketingal, Bandungrejo dan Jatirejo. Karena tingginya air yang menggenangi rumah yang ada, mayoritas warga memilih untuk mengungsi di beberapa tempat pengungsian yang ada dan juga di rumah saudara.

Banjir ini menyebabkan jalan raya Pantura timur Demak yang arah ke Kudus mengalami lumpuh total, genangan air di jalan raya mencapai 1,5 meter lebih. Karena terlalu cepat dan derasnya arus serta tingginya air di pemukiman warga, warga pun tidak bisa menyelamatkan perabot rumah yang ada seperti kursi atau sofa, alat elektronik (TV, Kulkas, Mesin Cuci, Mobil, Motor, dan lain sebagainya) dan pakaian serta dokumen-dokumen yang lain.

Selain itu, banjir juga menerjang fasilitas umum (Fasum) seperti sekolah, kantor pemerintah dan swasta, masjid dan fasilitas kesehatan (Faskes) serta ribuan hektar areal persawahan yang ada di wilayah Kecamatan Karanganyar yang menyebabkan sarana prasarana dan dokumen-dokumen penting yang ada di Fasum dan Faskes tersebut mengalami kerusakan. Akibat dari banjir ini, kerugian ditaksir mencapai puluhan Miliar rupiah.

Karena banjir sudah menjadi konsumsi publik bahkan menjadi perhatian nasional, beberapa hari kemudian tepatnya tanggal 12 Februari 2024 Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia (RI) M. Basuki Hadimujono datang untuk melihat langsung kondisi tanggul yang jebol tersebut dan segera melakukan langkah penanganan.

Akhirnya Kementerian PUPR dibantu BUMN PT. Wijaya Karya mengirimkan excavator amphibious, excavator long arm, 2 truck cerucuk bamboo dan geobag guna menambal tanggul yang jebol. Selain itu, Kementerian PUPR juga mengerahkan 22 truck pompa air untuk menyedot dan memompa air yang sudah melebar ke berbagai desa dengan kapasitas 11,5 m³/detik.

Beberapa hari kemudian tepatnya tanggal 15 Februari 2024 Menteri PUPR RI M. Basuki Hadimujono kembali datang ke lokasi untuk memastikan tanggul sudah selesai ditambal atau tutup. Menurutnya, untuk memperkuat tanggul, Kementerian PUPR akan memperbaiki tanggul yang rawan karena hujan masih akan turun sampai akhir Februari. Tanggul yang sudah ditutup tinggal memperkuat dan membuat leveling, ada yang mendut-mendut diperbaiki, dan ini tinggal menyempurnakan antara tinggi dan menebalkan tanggulnya (Betanews.id 15/02/2024).

Alhamdulillah banjir berangsur surut setelah kurang lebih 2 pekan menggenangi sebagian besar Desa di wilayah Kecamatan Karanganyar, warga pun mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa-sisa banjir yang ada dan bersiap untuk memulai aktifitasnya seperti sedia kala, meskipun banjir masih meninggalkan trauma tersendiri bagi mayoritas warga.

Belum genap sebulan warga Kecamatan Karanganyar menikmati hari-harinya pasca banjir melanda Februari lalu. Minggu (17/03/2024) sekira pukul dua dinihari bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1445 H, warga Kecamatan Karanganyar dihebohkan lagi dengan kembali jebolnya tanggul kanan Sungai Wulan di Dukuh Norowito Desa Ketanjung Kecamatan Karanganyar yang masih mengalami penguatan pasca penutupan dan belum seratus persen kering di titik yang sama dengan jebolan Februari lalu.

Jebolnya Sungai Wulan tersebut disebabkan oleh intensitas hujan deras diiringi air kencang sejak tanggal 13 Maret 2024 itu mempengaruhi debit air di wilayah hulu (Sungai Lusi dan Serang) dan hilir (Sungai Wulan dan Jratun) meningkat, karena kondisi air yang overload dan sungai yang dangkal akhirnya sungai pun tidak mampu menanggung beban.

Keadaan ini membuat tambah parah kondisi sebagian warga masyarakat di Kecamatan Karanganyar. Mau tidak mau mereka harus mengungsi untuk kedua kalinya, karena ketinggian air lebih tinggi dibanding banjir Februari lalu. Dari kejadian ini setidaknya 10 Desa di Kecamatan Karanganyar terdampak banjir yaitu: Ketanjung, Karanganyar, Ngemplik Wetan, Kedungwaru Kidul, Wonorejo, Undaan Lor, Undaan Kidul, Cangkring, Cangkringrembang serta Wonoketingal.

Sungai Wulan merupakan percabangan dari Sungai Lusi dan Sungai Serang dimana kedua aliran sungai ini (Sungai Lusi dan Serang) ditampung ke Bendung Klambu di Kabupaten Grobogan. Setelah itu air mengalir ke pintu air Wilalung Gajah, pintu air Wilalung ini memiliki 9 pintu yang mengarah ke Sungai Juana dan 2 pintu mengarah ke Sungai Wulan. Pintu air Wilalung dibangun pada zaman kolonial Belanda pada tahun 1916 dan berlokasi di Dukuh Babalan Desa Kalirejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus.

Sungai Lusi dan Serang bermuara di Sungai Wulan dan Sungai Juana, dimana Sungai Wulan melewati Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak melewati Desa Bungo Kecamatan Wedung yang akhirnya air dibuang menuju ke laut. Pada Sungai Wulan terdapat input debit tambahan dari sungai Gelis dan SWD 1 yang dihubungkan dengan Pelimpah Goleng (berada di Dukuh Goleng Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati Kabupaten Kudus) yang berfungsi sebagai pengurangan debit banjir Sungai Wulan.

Sungai Wulan berada dibawah kendali Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana yang bernaung di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sungai Wulan memiliki panjang 47,17 KM yang melintas di 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak.

Banjir di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, selain karena faktor jebolnya Sungai Wulan yang berada di Dukuh Norowito Desa Ketanjung akibat intensitas hujan deras diiringi angin kencang di hulu dan hilir tersebut. Berdasar data dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah menyebutkan penyebab utama banjir itu adalah alih fungsi lahan di wilayah hulu yang sudah tak terkendali.

Daerah hulu kini makin penuh aktivitas industri dan properti. Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah menunjukkan pada 2013 lahan kritis di Jawa Tengah mencapai 634.598 hektare. Dalam kurun waktu delapan tahun telah diupayakan rehabilitasi hutan dan lahan seluas 251.037 hektare.

Pada 2018 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merilis data lahan kritis di Jawa Tengah tinggal 375.733 hektare. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah harus mengurangi beban daerah hulu sehingga tetap optimal menjadi daerah penangkapan air hujan dan banjir tidak terjadi di wilayah hilir.

Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Demak dan khususnya di Kecamatan Karanganyar pada Februari dan Maret ini harus dimaknai sebagai bahan refleksi tentang ketidaksiapan pemerintah dalam membaca ancaman banjir. Pemerintah Kabupaten Demak, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat harus serius dan komitmen bersama dalam menangani permasalahan banjir ini.

Menurut beberapa informasi bahwa Sungai Wulan yang sudah mengalami sedimentasi dan pendangkalan itu selama kurang lebih setengah abad (50 tahun) belum pernah dinormalisasi. Sebagai upaya dan langkah strategis terdekat pemerintah harus segera menormalisasi Sungai Wulan dan penataaan tanggul sungai dibuat lebih kuat dari pintu air Wilalung yang berada di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus sampai di ujung Desa Bungo Kecamatan Wedung Kabupaten Demak.

Kemudian upaya jangka menengah dan panjangnya yaitu merevisi kebijakan-kebijakan terkait alih fungsi lahan yang hanya terfokus kepada pertumbuhan ekonomi saja dan mengabaikan dampak ekologis yang ada. Tugas bersama pemerintah lintas sektor bersama masyarakat adalah membenahi dan menciptakan tata ruang yang ramah terhadap bencana alam, bukan malah menghilangkan kawasan konservasi dan wilayah perlindungan.

Penulis : Rohmad Sholeh (Pengurus Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PCNU Demak Masa Khidmat 2023-2028).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x