Bonang-NU Online Demak

Curah hujan tinggi yang melanda Kabupaten Demak mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah, salah satunya Desa Gebang, Kecamatan Bonang, pada Kamis (9/1).

Baca Juga

07:28

Optimisme Satgas dalam Penanganan Banjir Demak, Upaya Maksimal untuk Kepulangan Warga

220 Samsul Maarif

Banjir ini tidak hanya disebabkan oleh pasangnya air laut, tetapi juga faktor lain seperti hujan deras, irigasi Sungai Tuntang yang dangkal, dan perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

Salah seorang warga terdampak banjir, Mukhyidin Salam (30), mengungkapkan bahwa banjir kali ini sangat parah dan membutuhkan waktu lama untuk surut.

“Di usia 30 tahun, baru kali ini saya mengalami banjir yang surutnya begitu lama. Ini karena irigasi sungai-sungai kecil sudah tidak berfungsi lagi, ditambah bangunan di sepanjang sungai yang memperparah keadaan,” ujarnya.

Baca Juga

08:08

Polres Demak Tebar 6.000 Benih Ikan Nila, Perkuat Ketahanan Pangan Lokal

224 Samsul Maarif

Banjir yang melanda juga mempengaruhi aktivitas warga. Banyak penduduk memilih tetap di rumah karena akses ke tempat kerja atau pasar terganggu. Bahkan, Pasar Gebang yang biasanya ramai harus tutup karena tingginya genangan air.

Salam berharap pemerintah segera mengambil tindakan, terutama normalisasi Sungai Tuntang dan sungai-sungai kecil di sekitarnya yang sudah puluhan tahun tidak pernah diperbaiki.

“Kami sangat membutuhkan langkah konkret, seperti normalisasi sungai, agar banjir tidak lagi terjadi,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Demak, Eisti’anah, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan survei ke lokasi terdampak. Berdasarkan hasil survei, buruknya sistem drainase dan posisi wilayah di cekungan menjadi faktor utama penyebab banjir selain curah hujan tinggi dan rob.

“Kami telah mengerahkan pompa kecil untuk mengatasi genangan air. Namun, solusi jangka panjangnya adalah memperbaiki sumur pompa dan sistem drainase. Setelah banjir surut, langkah tersebut akan kami realisasikan agar kejadian serupa tidak terulang,” jelas Eisti’anah.

Selain itu, pemerintah juga akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (LH) dan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Dinnakerind) terkait limbah yang turut memperburuk kondisi aliran sungai, terutama dari wilayah Sayung.

Diketahui, banjir ini tidak hanya menggenangi pemukiman warga, tetapi juga sejumlah fasilitas umum seperti pasar, jalan raya, sekolah, balai desa, hingga kantor kecamatan di wilayah Bonang. Warga berharap perhatian serius dari pemerintah untuk menangani masalah ini secara menyeluruh.

Kontributor: Sam/Red