Yang menjadi pembeda antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, seperti membedakan antara shalat maghrib dan isya’, shalat dhuha dan shalat hajat, puasa ramadlan dan puasa yang lain adalah niat. Niat pulalah yang membedakan tujuan dalam beramal, apakah yang dituju murni semata – mata mengharap ridlo Allah atau untuk selainNya.
Menghadirkan niat dalam memulai suatu amal perbuatan memiliki arti yang sangat penting, dalam konteks ini dapat diartikan juga bahwa amal apapun yang kita lakukan ini sangat tergantung pada niatnya. Setiap amal yang kita lakukan akan diterima oleh Allah SWT sangatlah tergantung dari bagaimana kita menghadirkan niat saat memulai.
Ada sebuah kisah yang diriwayatkan Ummu Abdillah Aisyah, Suatu Ketika Rasulullah bersabda, akan tiba suatu masa pasukan yang hendak menyerang Ka’bah. Lalu ketika mereka telah sampai pada suatu tempat, Allah menenggelamkan seluruh pasukan tersebut.
Kemudian Aisyah bertanya, bagaimana mereka ditenggelamkan seluruhnya? Sedangkan yang berada di pasukan tersebut tidak semuanya bermaksud untuk menyerang Ka’bah ? Lalu Rasulullah menjawab , mereka semua ditenggelamkan lalu saat dibangkitkan kelak, setiap dari mereka akan bertanggung jawab sesuai dengan niat mereka kala itu.
Kisah tersebut , memberikan pelajaran bagi kita tentang urgensi manusia dalam menghadirkan niat dalam setiap perkataan dan perbuatan yang akan dilakukan. Dalam pandangan manusia, seseorang mungkin bisa menutup – nutupi niatnya dengan penampilan fisiknya, tetapi kelak Allah akan membalas perbuatan sesorang sesuai dengan niat masing – masing. Wallohu a’lam.
Penulis: Syariful Ajib