NU Online Demak
Mahabbah, atau yang dalam istilah sehari – hari, kita sering menyebutnya dengan kata cinta adalah suatu nikmat rasa yang Allah anugerahkan kepada manusia sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Banyak sekali karya – karya monumental yang terwujud karena adanya rasa cinta, Taj Mahal, misalnya. Cinta pulalah yang terkadang juga membuat manusia berada pada posisi keterpurukannya.
Tema cinta selalu menjadi bahan yang menarik untuk dibahas dan diperbincangkan, bahkan sering kali menjadi inspirasi dalam membuat karya seperti lagu, puisi, film dan karya – karya lainnya,
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menghubungkan cinta dengan keimanan.
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِه
“Dari Anas dari Nabi Saw bersabda: Tidaklah beriman seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”(HR. Bukhari)
Hadis tersebut menunjukkan bahwa keimanan seseorang belum bisa dikatakan sempurna apabila ia belum mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, sepanjang dalam hal yang dibenarkan agama. Kata saudara yang dimaksud disini juga tidak hanya terbatas pada saudara kandung saja, akan tetapi memiliki arti yang lebih luas lagi mencakup saudara sesama manusia. Hadist tersebut seakan menyiratkan islam hadir dan membangun peradaban dunia dengan cinta.
Penulis: Syariful Ajib, S,Sy, MM