Demak–NU Online Demak
Bupati Demak, dr. Eisti’anah, meminta seluruh pihak yang terlibat dalam pendampingan jemaah haji untuk saling berkoordinasi dan bekerja sama. Bupati menekankan pentingnya kolaborasi antara petugas haji dan tenaga kesehatan, terutama untuk jemaah yang membutuhkan perhatian khusus.
“Koordinasi yang baik dan kekompakan antara petugas dapat membantu jemaah haji menjalankan ibadah dengan lancar sehingga tidak ada yang terabaikan,” ujar Bupati Eisti’anah saat melepas bus rombongan haji di gedung IPHI Demak menuju kloter Donohudan Solo, Selasa (28/5).
Bupati juga mengingatkan para jemaah haji dan petugas pendamping untuk menjaga kesehatan, mengingat kondisi cuaca di tanah suci lebih ekstrem dibandingkan di Indonesia. “Kami berpesan untuk menjaga kesehatan dan juga mendoakan masyarakat Demak agar terhindar dari marabahaya, serta hidup aman dan sejahtera,” tambahnya.
Eisti’anah menambahkan bahwa pemberangkatan haji tahun ini mengulang tradisi lama, di mana sebelum calon jemaah haji berangkat ke Asrama Haji Donohudan, mereka akan mengelilingi Alun-Alun Demak sebanyak tujuh kali sebagai bentuk pamitan dan untuk memperoleh berkah dari Sultan Fattah.
Kasi PHU Kemenag Demak, Indah Suci Ati, melaporkan bahwa jumlah jemaah haji dari Kabupaten Demak pada tahun 1445 H adalah 1962 jemaah, yang terbagi dalam tujuh kloter, dari kloter 62 hingga 69. Kloter 62 digabung dengan jemaah haji asal Kabupaten Grobogan, sedangkan kloter 69 digabung dengan Kabupaten Kudus.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar jemaah haji berusia lanjut karena telah menunggu selama 12 tahun. Jemaah tertua adalah Mbah Kafar yang berusia 93 tahun dari Mranggen. “Namun demikian, beliau dalam kondisi sehat dan semoga dapat menjalankan ibadah dengan lancar serta kembali ke tanah air dalam keadaan sehat wal ‘afiat,” ujarnya.
Suci juga menjelaskan bahwa sebelum bus menuju Solo, akan dilaksanakan ritual mengelilingi Alun-Alun Demak. “Dulu dilakukan tujuh kali putaran, namun kini hanya tiga kali karena kondisi fisik calon jemaah yang sudah sepuh,” jelasnya.
Tradisi mengelilingi Alun-Alun Demak sebelum pemberangkatan jemaah haji kembali dilakukan tahun ini atas permintaan jemaah, setelah sempat terhenti selama pandemi. Tradisi ini bertujuan untuk penghormatan dan pamitan pada Raden Fatah, serta mengingatkan kembali bahwa titik pemberangkatan di masa lalu berada di Alun-Alun Demak.
Kontributor: Sam/Red