NU Online Demak
Khutbah I
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Alhamdulillah ungkapan syukur pada Allah, yang telah memberikan kita kesehatan dan juga kesempatan hingga bisa melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita semua dari alam kejahilan, menuju cahaya Islam.
Khatib memiliki tanggung jawab untuk mengajak jamaahnya untuk meningkatkan iman dan takwa. Iman dan takwa adalah dua hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam menghadapi dunia yang penuh tipu daya. Dengan iman dan takwa, manusia akan memiliki pedoman hidup yang benar dan akan terhindar dari kebejatan dunia.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dalam hitungan kalender Islam atau Hijriah, bulan Rabiul Awal jatuh pada bulan ketiga dari total 12 bulan Hijriah. Bulan ini dimuliakan oleh umat Islam karena bertepatan dengan sejumlah peristiwa penting, terutama kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal. Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah swt untuk seluruh umat manusia. Beliau membawa ajaran Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin, yaitu rahmat bagi seluruh alam semesta.
Lebih lanjut, bulan Rabiul Awal merupakan bulan yang penuh berkah. Allah swt akan melipatgandakan pahala bagi umat Islam yang melakukan amal kebajikan di bulan ini. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal kebajikan di bulan Rabiul Awal.
Terdapat beberapa amalan yang bisa dibaca dan diamalkan di bulan Rabiul Awal ini:
Pertama, memperbanyak membaca shalawat. Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Ali dalam kitab Kanzun an-Najah wa al-Surur halaman 130, ia menganjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw di bulan Rabiul Awwal. Pasalnya, bulan ini merupakan bulan kelahiran dan wafatnya Nabi Muhammad Saw.
Menurut Syekh Abdul Hamid terdapat pelbagai keutamaan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, khususnya di bulan Rabiul awal. Shalawat merupakan bentuk cinta dan penghormatan yang tinggi seorang hamba kepada Nabi Muhammad Saw. Lebih dari itu, shalawat pada hakikatnya merupakan doa dan permohonan kepada Allah SWT agar Nabi Muhammad Saw senantiasa dimuliakan dan diberikan syafaat di hari kiamat.
Artinya: “Ketahuilah bahwa dianjurkan pada bulan ini (Rabiul Awwal) untuk memperbanyak melakukan puasa sunnah dan membaca shalawat kepada pemimpin umat Nabi Muhammad Saw”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Pun sejatinya, memperbanyak membaca shalawat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Hal ini karena shalawat merupakan bentuk pujian dan doa kepada Nabi Muhammad saw, yang merupakan utusan Allah swt. Dengan memperbanyak membaca shalawat, kita akan semakin dekat dengan Allah swt dan Nabi Muhammad saw, sehingga keimanan dan ketakwaan kita akan semakin meningkat.
Selain itu, shalawat juga dapat mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup. Hal ini karena shalawat memiliki makna yang mendalam, yaitu memohon keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi Nabi Muhammad. Dengan membaca shalawat, kita akan merasakan ketenangan dan kedamaian dalam hati, sehingga hidup kita akan lebih bahagia.
Berikut adalah beberapa contoh shalawat yang bisa dibaca:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
Allāhumma shalli ‘alā Muhammad wa ‘alā āli Muhammad
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
Allāhumma shalli ‘alā Muhammad ‘abdika wa rasūlika an-nabiyyil ummiyyi wa ‘alā ālihi wa shahbihi wa sallim.
Allāhumma shalli ‘alā Muhammad wa ‘alā āli Muhammad ṣalātan kāmilatan wa salāman tāmman.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Kedua, puasa sunnah di bulan Rabiul Awal. Dalam Islam, berpuasa di hari kelahiran Nabi Muhammad tidak dilarang, bahkan dianjurkan. Hal ini karena Nabi Muhammad sendiri sering berpuasa di hari Senin, yang bertepatan dengan hari kelahirannya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim, di mana Nabi Muhammad bersabda bahwa beliau dilahirkan, diutus, dan menerima wahyu pada hari Senin.
Hal ini terdapat dalam hadis riwayat Imam Muslim, Nabi bersabda:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
Artinya: “Nabi Saw ditanya mengenai puasa hari Senin. Beliau menjawab; Itu adalah hari aku dilahirkan, pada hari itu aku diutus dan pada hari itu aku mendapatkan wahyu.”
Berdasarkan kitab Kanz an-Najah wa s-Surur fi al-Ad’iyati allati Tasyrohu as-Shudur memperbanyak berpuasa dan membaca shalawat di bulan Rabiul Awal adalah salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad. Ini adalah tindakan ibadah yang dianjurkan dan dianggap sangat baik dalam Islam. Selain itu, banyak umat Muslim juga mengadakan berbagai acara dan kegiatan keagamaan selama bulan ini untuk mengenang dan merayakan kelahiran Nabi.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Ketiga, mengadakan maulid Nabi Muhammad Saw. Dalam kitab Al-Wasail fi Syarhis Syamail, Imam As-Suyuthi menyebutkan beragam keutamaan dan keberkahan memperingati Maulid Nabi. Salah satu keutamaannya adalah mendapatkan naungan rahmat dari Allah dan para malaikat. Kata Imam Suyuthi, para malaikat mengelilingi rumah, masjid, atau perkemahan yang dijadikan tempat peringatan Maulid Nabi. Hal ini menunjukkan bahwa Allah mengutus para malaikat untuk memberikan perlindungan dan mendoakan kebaikan bagi para penghuni tempat tersebut.
Selanjutnya, orang yang senantiasa mengadakan maulid Nabi, maka para malaikat meminta ampunan dosa bagi penghuni tempat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Allah memberikan kesempatan bagi para penghuni tempat tersebut untuk mendapatkan pengampunan dosa dari-Nya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Lebih dari itu, Allah menaungi penghuni tempat tersebut dengan rahmat dan keridhaan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT akan memberikan keberkahan dan kebahagiaan bagi para penghuni tempat tersebut. Imam Suyuthi menuturkan;
Artinya: “Tidak ada rumah, masjid, atau tempat lain yang di dalamnya dibacakan kisah kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam kecuali malaikat mengelilingi rumah, masjid, atau tempat tersebut. Malaikat juga mendoakan penduduk tempat tersebut, dan Allah ta’ala melimpahkan rahmat dan ridha-Nya kepada mereka. Adapun malaikat yang dikelilingi oleh cahaya, yaitu Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail alaihimus salam, maka mereka mendoakan orang yang menjadi sebab dibacakannya kisah kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Sementara itu, dalam kitab Al-Tanbihatul Wajibat, KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), menjelaskan bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad adalah perbuatan yang tidak dilarang dalam Islam. Bahkan, banyak para imam dan ulama yang menganjurkan agar senantiasa mengadakan peringatan maulid setiap bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran Nabi Muhammad.
Menurut KH. Hasyim Asy’ari, peringatan maulid yang dianjurkan para imam mazhab dan ulama adalah kegiatan yang diisi dengan bacaan Al-Quran, kisah kemuliaan Nabi Muhammad, disuguhi hidangan makanan, atau bahkan diiringi dengan tabuhan rebana. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak dilarang dalam Islam, asalkan dilakukan dengan menjaga adab dan tidak mengandung unsur kemusyrikan atau bid’ah.
KH Hasyim Asy’ari menjelaskan bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad bertujuan untuk mengenang kelahiran dan mengagungkan kemuliaan beliau. Peringatan maulid juga dapat menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan sesama umat Islam.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dengan melakukan amalan-amalan tersebut, kita dapat mengungkapkan rasa syukur kita atas kelahiran Nabi Muhammad dan sekaligus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah. Kita berharap, Allah Swt senantiasa membimbing di jalan yang lurus dan menjadikan kita umat Nabi Muhammad SAW yang sejati, yang kelak akan mendapatkan syafaat dari beliau di akhirat. Amin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ الأَيَاتِ وَألذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
Zainuddin Lubis, pegiatn kajian tafsir, tinggal di Ciputat
Sumber : NU Online