Sabtu Pahing, 16 Nov 2024 / 14 Jumadil Awwal 1446 H
x
Banner

Rais Aam PBNU Doakan Prabowo-Gibran Jadi Pemimpin Amanah dan Adil

waktu baca 2 menit
Choerul Rozak
Senin, 29 Apr 2024 08:49
0
353

Jakarta, NU Online Demak

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengajak para pengurus NU untuk mendoakan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka agar senantiasa menjadi pemimpin yang amanah dan adil ke depan.

“Kita doakan beliau untuk bisa menjalankan amanah yang besar, yang berat, penuh tantangan ini, sukses,” katanya pada Halal Bihalal PBNU di halaman gedung PBNU, Jakarta, Ahad (28/4/2024).

Ulama asal Surabaya, Jawa Timur, itu mengutip perkataan Imam Ahmad bin Hanbal yang mengatakan, jika dirinya punya doa yang mustajab (terkabul), doa itu akan Kiai Miftach hadiahkan kepada pejabat, kepada pemerintah, pada penguasa.

Karena, lanjut Kiai Miftach, kalau pemimpin didoakan dengan doa yang terkabul, lalu melaksanakan tugas dengan baik, maka yang merasakan adalah rakyat semuanya.

“Sebab, inti daripada kekuasaan tidak lain adalah kemaslahatan untuk rakyat. Jika maslahat untuk rakyat, maka itulah ruhnya para pemimpin,” terang Kiai Miftach.

Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini juga mengutip riwayat lain yang menekankan betapa luar biasanya kedudukan seorang pemimpin, apalagi yang adil.

“Apalagi (adil) dalam 5 tahun, maka yang ada adalah berkah, berkah, berkah, maka dengan kekayaan yang dimiliki negara kita, keberkahan akan semakin nyata,” jelasnya.

Puasa sebagai sarana mengenali diri

Sebelumnya, KH Miftachul Akhyar juga menjelaskan bahwa halal bihalal berlangsung setelah melaksanakan Idul Fitri yang diawali puasa Ramadhan. Sedangkan puasa Ramadhan adalah sarana untuk mengenali diri.

“Kalau kita ingin mengenali siapa diri kita ya Ramadhan itu karena saat itulah otoritas kerohanian, mentalitas mengatur mengendalikan kekuatan fisik dan materi,” katanya.

Ibadah puasa, menurutnya, adalah membiasakan yang tidak biasa dengan harapan semoga Allah menganugerahkan hal-hal yang tidak biasa karena selama ini yang diminta adalah hal-hal yang biasa.

“Karena sebulan mampu melakukan yang tidak biasa menurut nafsu dengan harapan memperoleh hal-hal yang luar biasa di dalam kehidupan,” kata Kiai Miftach.

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap lengkapi captcha sekali lagi.

LAINNYA
x