Jakarta, NU Online
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengumumkan bahwa 1 Dzulqa’dah 1445 H jatuh pada Jumat Pahing 10 Mei 2024 M.
“Awal bulan Dzulqa’dah 1444 H bertepatan dengan Jumat Pahing 10 Mei 2024 M (mulai malam Jumat) atas dasar istikmal,” demikian pernyataan LF PBNU secara tertulis dalam Pengumuman Nomor: 033/LF–PBNU/V/2024 yang dikeluarkan pada Rabu (8/5/2024).
Keputusan didasarkan pada hasil rukyatul hilal, bahwa seluruh lokasi melaporkan tidak melihat hilal 1 Dzulqa’dah 1445 H pada Rabu, 29 Syawal 1445 H bertepatan 8 Mei 2024.
“Telah dilaporkan penyelenggaraan rukyatul hilal pada Rabu Kliwon, 29 Syawal 1445 H / 8 Mei 2024. Laporan lokasi yang menyelenggarakan rukyat rukyatul hilal terlampir. Seluruh lokasi tidak melihat hilal,” tulis pernyataan tersebut.
Adapun lokasi yang tidak melihat hilal adalah sebagai berikut:
LF PBNU Mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan partisipasi Nahdliyin dalam rukyatul hilal ini. Pihaknya juga meminta seluruh jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se-Indonesia untuk menyampaikan ikhbar ini.
“Diharapkan bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Dzulqa’dah 1445 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama, khususnya jajaran pengurus di wilayah / cabangnya masing–masing,” lanjut pengumuman tersebut.
Sebagai informasi, hilal 29 Syawal 1445 H bertepatan dengan Rabu Kliwon, 8 Mei 2024 M. Data perhitungan falak LF PBNU menunjukkan tinggi hilal 0 derajat 50 menit 16 detik. Sementara ijtima atau konjungsi terjadi pada Rabu Kliwon, 8 Mei 2024 M pukul 10:25:19 WIB.
Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 17 derajat 17 menit 30 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 21 derajat 51 menit 04 detik utara titik barat. Adapun kedudukan hilal berada pada 4 derajat 33 menit 34 detik utara matahari dalam keadaan miring ke utara dengan elongasi 5 derajat 18 menit 14 detik.
Titik markaz Jakarta ini berlokasi di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat dengan koordinat koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Penghitungan ini dilakukan dengan metode falak (hisab) tahqiqi tadqiki ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.
Adapun parameter hilal terkecil terdapat di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan. Ketinggian hilal di sana mencapai -0 derajat 8 menit dan elongasi hilal hakiki 4 derajat 17 menit, serta lama hilal di atas ufuk 0 menit 0 detik.
Sumber: NU Online