NU Demak Online— Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Demak memadati Alun-alun Demak, Rabu (22/10/2025), dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025 yang mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.”

Upacara peringatan berlangsung khidmat dengan Bupati Demak dr. Hj. Eisti’anah, S.E. bertindak sebagai inspektur upacara. Hadir pula para kiai dan alim ulama se-Kabupaten Demak, unsur Forkopimda, Kepala Kemenag, Ketua MUI, serta para pejabat perangkat daerah.

Baca Juga

12:12

PBNU Jelaskan 11 Poin Panduan Dan Arah Untuk Membentuk Masyarakat Masa Depan

732 Choerul Rozak

Dalam amanatnya, Bupati Eisti’anah menyampaikan bahwa Hari Santri bukan sekadar momentum untuk mengenang perjuangan masa lalu, tetapi juga panggilan moral untuk meneguhkan peran santri dalam membangun masa depan bangsa.

“Tema ini menjadi pengingat bahwa perjuangan santri tidak berhenti pada masa lalu, ketika para ulama dan santri mengangkat senjata serta pena untuk mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan itu terus berlanjut hingga hari ini dalam bentuk kontribusi nyata membangun bangsa dan menghadirkan peradaban dunia yang berkeadilan dan berakhlak,” ujarnya.

Sebagai Kota Wali, lanjut Bupati, Demak memiliki sejarah panjang dalam dakwah dan perjuangan Islam di Nusantara. Nilai-nilai luhur peninggalan para wali harus terus dihidupkan melalui peran aktif santri di berbagai bidang kehidupan.

Baca Juga

07:16

PCNU Gelar Isthigosah, Menteri PU Bakal Prioritaskan Tanggul Laut di Semarang, Demak dan Jepara

459 Rohmad Sholeh

“Para wali dan ulama telah meletakkan dasar nilai-nilai luhur yang hingga kini menjadi pedoman masyarakat. Karena itu, sudah sewajarnya jika santri dan pesantren di Demak menjadi garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan, keislaman, dan kemanusiaan,” tutur Eisti’anah.

Ia menegaskan, santri masa kini adalah sosok yang tangguh, adaptif, dan solutif. Santri yang tidak hanya pandai membaca kitab, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman dengan inovasi dan kemandirian.

“Santri hari ini tidak hanya menjaga akidah, tetapi juga menggerakkan ekonomi umat. Mereka hidup dalam kesederhanaan, namun menjadi pionir digitalisasi dan kemandirian. Inilah wajah santri berilmu, berakhlak, dan berdampak,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Demak, KH. Muhammad Aminudin, menyampaikan bahwa Hari Santri merupakan momentum penting untuk memperkuat komitmen keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan para santri di tengah tantangan global.

“Santri adalah penjaga moral bangsa. Dari pesantren lahir nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan semangat cinta tanah air yang menjadi fondasi keutuhan NKRI. Hari Santri bukan hanya peringatan seremonial, melainkan ajakan untuk memperbarui semangat perjuangan dalam konteks kekinian,” ujarnya.

KH. Aminudin juga menegaskan pentingnya keseimbangan antara tradisi dan inovasi di kalangan santri.

“Santri harus tetap berpijak pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah, namun juga terbuka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keduanya harus berjalan beriringan untuk kemaslahatan umat,” pesannya.

Sebagai puncak rangkaian peringatan, malam harinya akan digelar “Santri Demak Bersholawat” bersama Majelis Sholawat Azzahir dari Pekalongan, di Lapangan MA NU ITM Desa Mutih Kulon Kecamatan Wedung. Ribuan jamaah diperkirakan akan kembali memadati lokasi untuk bershalawat dan meneguhkan cinta kepada Rasulullah Saw.

“Melalui sholawat, kita berharap keberkahan bagi Demak dan seluruh bangsa Indonesia. Santri yang bershalawat adalah santri yang menebar kedamaian,” tutup KH. Aminudin.

Peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Demak ini bukan hanya ajang seremoni, melainkan bentuk nyata syukur dan refleksi atas kiprah santri yang terus relevan dari masa ke masa dari medan perjuangan kemerdekaan hingga era digital dan globalisasi. (UAR)